Sukses

Menteri Jonan Beri PLN Keistimewaan, Apa Itu?

PLN akan mendapat keistimewaan dari pemerintah mengenai kepastian formula harga batu bara untuk sektor kelistrikan.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) akan mendapat keistimewaan mengenai formula harga batu bara untuk sektor listrik. Dengan begitu, harganya tidak mudah fluktuasi mengikuti harga pasar sehingga membuat biaya produksi listrik murah.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan, ‎PLN sudah mendapat sinyal dari pemerintah akan mendapat perlakuan khusus dalam formula harga batu bara. Rencananya pada awal 2018, formula tersebut akan diterapkan.

"Kata pemerintah DMO segera. Awal tahun (2018)," kata Sofyan, di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Sofyan mengungkapkan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, sudah menyiapkan formulanya. Namun, formula harga batu bara yang diberikan untuk sektor kelistrikan bukan cost plus margin, seperti yang diusulkan PLN.

‎"Bukan itu. Saya enggak tahu putusan Pak Menteri seperti apa. Yang penting tarif buat kami tidak naik," tutur Sofyan.

Terkait dengan kenaikan harga batu bara yang tidak diiringi kenaikan tarif listrik, menurut Sofyan, PLN harus melakuan efisiensi dari segala lini agar pendapatan perusahaan tetap untung.

"Karena (harga) batu bara naik, kami harus mempertahankan profit, kami akan melakukan efisiensi. Operation maintenance, operasi ekplorasi, kualitas pembangkit," Sofyan berujar.

Pemerintah memutuskan tetap mempertahankan tarif listrik subsidi pada 1 Januari 2018. "Untuk 1 Januari-31 maret 2018, tarif listrik tetap atau tidak ada kenaikan," kata Jonan.

Menurut dia, penetapan tarif listrik‎ tersebut berlaku untuk seluruh golongan, baik bersubsidi 450 Volt Ampere (VA) dan 900 VA bersubsidi dan golongan nonsubsidi.

Adapun tarif listrik tersebut Rp 415 per kilowatt hours (kWh) untuk golongan 450 VA subsidi‎ dan Rp 605 per kWh untuk 900 bersubsidi. Adapun untuk nonsubsidi mengikuti tarif dasar listrik yang telah ditetapkan.

Tonton Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

RI Jadi Pengguna Listrik Panas Bumi Terbesar Kedua Dunia

Indonesia‎ berhasil menyalip Filipina sebagai negara terbesar kedua pengguna energi panas bumi, seiring beroperasinya Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) sebesar 1.838 Mega Watt (MW).

Direktur Panas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)‎ Yunus Saefulhak mengatakan, PLTP yang beroperasi di Indonesia bertambah 165 MW dari 1.643 MW pada 2016 menjadi 1.838,5 MW.

"Tambahan kapasitas terpasang 2017 dari PLTP Ulubelu Lampung unit 4 sebesar 55 MW dan PLTP Sarulla Unit 2 110 MW," kata Yunus di Kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Menurut Yunus, dengan mengalirnya pasokan listrik sebesar 1.838 MW dari PLTP, pada tahun ini Indonesia berhasil menyalip Filipina yang sebelumnya menjadi negara terbesar kedua dalam penggunaan listrik PLTP. Saat ini, kapasitas pasokan listrik Filipina yang bersumber dari PLTP hanya sekitar 1.600 MW.

‎"Sekarang kalau kita klaim sudah menyalip Filipina. Filipina menurun dari 1.850 MW jadi 1.600‎ MW, jadi kita sudah menyalip, kita sudah 1.838 MW," papar Yunus.

Yunus mengatakan, Indonesia akan terus mengembangkan energi panas bumi. Targetnya, pada 2022 negara ini dapat menyalip Amerika ‎Serikat sebagai pengguna listrik dari panas bumi terbesar pertama di dunia.

Pada 2022, total pasokan listrik di Indonesia yang bersumber dari PLTP diprediksi mencapai lebih dari 3.500 MW, sedangkan Amerika Serikat hanya 3.500 MW.

"Nanti 2022 kita nomor satu 3.500 lebih. Amerika Serikat nggak mungkin tambah kapasitas lagi, mereka hanya bangun PLTS sama ada shale oil," tutur Yunus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.