Sukses

Usai The Fed Dorong Suku Bunga, Dolar AS Justru Melemah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.557 per dolar AS hingga 13577 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini setelah sehari sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam. Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga pada pertemuan di tengah Desember ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/12/2017), rupiah dibuka di angka 13.561 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.590 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.557 per dolar AS hingga 13577 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,71 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.565 per dolar AS. Patokan pada hari ini menguat juga jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.589 per dolar AS.

Dolar AS memang melemah tipis pada perdagangan hari ini di kawasan Asia. The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga di akhir tahun ini. Dengan begitu, selama satu tahun ini the Fed telah menaikkan suku bunga selama tiga kali.

Pada Desember ini, the Fed menaikkan suku bunga sebanyak seperempat poin ke kisaran 1,25 persen hingga 1,50 persen.

Sayangnya, prospek kenaikan suku bunga di tahun-tahun mendatang tidak berubah. Akan ada tiga kali kenaikan suku bunga lagi pada medio 208 hingga 2019. Oleh sebab itu, dolar AS mengalami tekanan di kawasan Asia.

"Di dalam persepsi pasar dengan tidak ada perubahan, maka tidak akan memberikan dampak signifikan. Maka ada arus pelarian uang," jelas analis Oanda di Singapura, Stephen Innes.

Dolar AS juga terbebani setelah data harga konsumen inti AS yang dirilis pada Rabu menunjukkan perlambatan inflasi, meningkatkan kekhawatiran Fed akan memperlambat rencana kenaikan suku bunga beberapa tahun ke depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The Fed Dongkrak Suku Bunga

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga 0,25 persen. Hal ini sudah diperkirakan oleh banyak pihak.

Akan tetapi, kebijakan the Fed tetap menaikkan suku bunga kembali pada 2018. Ekonomi pun diproyeksikan tumbuh lebih cepat.

Kebijakan the Fed tersebut merupakan masuk dari kebijakan akhir tahun 2017. Ini juga didorong dari data ekonomi relatif baik. Ini merupakan realisasi bagi bank sentral yang berjanji untuk melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap.

Setelah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017, the Fed diproyeksi akan naikkan suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing pada 2018 dan 2019. Sebelum angka 2,8 persen tercapai dalam jangka panjang. Kebijakan itu tidak berubah sejak September.

"Aktivitas ekonomi meningkat dengan tingkat yang solid. Kenaikan data lapangan kerja yang solid," ujar the Fed's policy committee dalam sebuah pernyataan.

Adapun tingkat suku bunga the Fed naik 1,25 persen menjadi 1,5 persen pada pertemuan kebijakan the Fed pada Desember 2017. Sentimen itu pun berdampak positif ke bursa saham AS atau wall street. Namun imbal hasil surat berharga AS jadi tertekan.

Pejabat the Fed juga mengakui kalau ekonomi telah meningkat pada 2017. Ini ditunjukkan dari kenaikan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran di masa mendatang.

Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan tumbuh 2,5 persen pada 2018. Angka ini naik dari perkiraan 2,1 persen pada September. Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 3,9 persen pada 2018 dibandingkan proyeksi terakhir 4,1 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.