Sukses

8 Sektor Saham Menghijau, IHSG Naik 12 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 12,38 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.043,34 pada pra pembukaan perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal sesi perdagangan. Pergerakan IHSG berlawanan dengan bursa saham Asia yang bervariasi.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (11/12/2017), IHSG naik 12,38 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.043,34. Pada pukul 09.03 WIB, IHSG kembali naik 20,31 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.051,27. Indeks saham LQ45 menguat 0,33 persen ke posisi 1.020. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Ada sebanyak 103 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 48 saham melemah. 94 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.052,51 dan terendah 6.043,26.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.600 kali dengan volume perdagangan 390,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 270,4 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,49 miliar di seluruh pasar. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar turun 0,12 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,37 persen.

Sektor saham aneka industri menguat 0,93 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan mendaki 0,53 persen dan sektor saham konstruksi menguat 0,37 persen.

Saham-saham yang mencatatkan top gainers antara lain saham MPPA naik 4,83 persen ke posisi Rp 434 per saham, saham ADHI melonjak 4,36 persen ke posisi Rp 1.795 per saham, dan saham BDMN menguat 2,73 persen ke posisi Rp 5.650 per saham.

Saham AKKU tergelincir 3,45 persen ke posisi Rp 56, saham LPKR susut 1,8 persen ke posisi Rp 545 dan saham BRPT tergelincir 1,67 persen ke posisi Rp 2.350 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian besar menguat kecuali indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,12 persen ke posisi 2.461. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,32 persen, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,02 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,19 persen, indeks saham Singapura menguat 0,49 persen dan indeks saham Taiwan melonjak 0,71 persen.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada awal pekan ini. Rilis data ekonomi cadangan devisa dan nilai tukar rupiah masih bayangi IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat kembali melewati masa uji level support yang masih akan kuat dipertahankan. Peluang kenaikan IHSG masih terlihat cukup besar ditunjang data ekonomi yang menunjukkan kondisi stabil. Ditambah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berada dalam rentang stabil.

Selain itu, menurut William meski rilis data ekonomi cadangan devisa turun menjadi US$ 125 miliar pada November namun kondisi ekonomi masih stabil. "IHSG berpotensi menghijau dengan kisaran 5.972-6.123," ujar William dalam ulasannya, Senin pekan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bursa Asia Bervariasi pada Awal Sesi Perdagangan

Bursa saham Asia bervariasi pada awal pekan ini seiring pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS).

Pada awal perdagangan di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik kurang dari 0,1 persen. Indeks saham di bursa Jepang pun berfluktuasi. Indeks saham Jepang Topix dan Nikkei sedikit berubah. Indeks saham Australia dan Korea Selatan Kospi juga berfluktuasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,3 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai sedikit berubah.

Kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian pelaku pasar. Lantaran rilis data ekonomi menjadi pertimbangan bank sentral AS menaikkan suku bunga. Bank sentral AS akan gelar pertemuan selama dua hari pada pekan ini. Demikian mengutip laman Bloomberg, Senin (11/12/2017).

Adapun data ekonomi AS menunjukkan ada kenaikan dilihat dari data pekerjaan AS bertambah pada November 2017. Selain itu, tingkat pengangguran sentuh level terendah dalam 17 tahun. Sentimen itu juga berimbas ke wall street pada pekan lalu.

Pelaku pasar juga optimistis terhadap ekonomi AS usai pemerintah AS batal beroperasi. Ditambah negosiasi reformasi pajak juga ada kemajuan. Di China, inflasi cenderung tertekan. Pemerintah berusaha memperketat aturan keuangan terkait utang.

Sentimen lainnya di pasar keuangan, bitcoin mulai masuk bursa berjangka di Amerika Serikat yaitu CBOE Global Market. Saat awal perdagangan, bitcoin untuk kontrak Januari berada di kisaran US$ 15.800. Nilai bitcoin naik 1.500 persen sepanjang 2017.

Di pasar uang, yen turun 0,2 persen ke posisi 113,64 per dolar Amerika Serikat. Euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,17. Pound sterling berada di posisi US$ 1.3396.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,3 persen berada di posisi US$ 57,19 per barel. Harga emas melemah 0,1 persen ke posisi US$ 1.247,67 per ounce.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.