Sukses

Trump Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel, Ini Reaksi BPS

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump melontarkan pernyataan panas yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Liputan6.com, Bogor - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump melontarkan pernyataan panas yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi ekonomi maupun politik dunia karena pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keputusan Trump.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti berharap pernyataan Trump terkait Yerussalem tak berdampak pada hubungan dagang antara Indonesia dan AS maupun Israel.

"Kita belum tahu ya, tergantung pembicaraan ke depan. Tapi harapannya tidaklah (mengganggu hubungan dagang dengan AS dan Israel)," kata dia saat acara Workshop Peningkatan Wawasan Statistik Kepada Media di Bogor, Minggu (10/12/2017).

Menurutnya, pemerintah Indonesia sedang mendorong ekspor ke AS dan Israel karena potensinya yang besar. Dengan demikian, Yunita berharap tidak berlanjut pada hubungan yang semakin memanas, seperti saling boikot.

"Janganlah sampai mempengaruhi perdagangan internasional karena potensi ekspor sangat besar ke AS dan Israel. Kita kan juga masih impor kedelai, jagung dari AS, khawatirnya tidak ada substitusinya," terangnya.

"Jadi jangan sampai menutup diri gara-gara ada konflik di luar. Tidak perlu boikot-boikotan, karena itu akan mengurangi ekspor kita," lanjut  Yunita.

Dari data BPS, Indonesia mengecap surplus neraca dagang dengan AS sebesar US$ 6,32 miliar sepanjang Januari-Agustus 2017. Realisasi ini berada di posisi kedua setelah India US$ 6,68 milar dan di atas Belanda senilai US$ 2,11 miliar.

Sementara total nilai impor Israel dari Indonesia mencapai US$ 102,94 juta sejak Januari-Oktober 2017. Khusus di Oktober nilainya US$ 2,12 juta. Sedangkan ekspor Israel ke negara ini senilai US$ 100,66 juta pada periode yang sama tahun ini. Sehingga Indonesia meraih surplus dagang senilai US$ 2,28 juta.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Guncang Stabilitas Keamanan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan tersebut "bertentangan" dengan kebijakan luar negeri AS yang telah berjalan selama tujuh dekade.

Pengumuman Trump sekaligus menandai langkah awal pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Hari ini, akhirnya kita mengakui hal yang jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini tidak lebih dari sekadar pengakuan akan realitas. Ini juga hal yang tepat untuk dilakukan. Ini hal yang harus dilakukan," ujar Trump saat berpidato di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, seperti dikutip dari nytimes.com, Kamis 8 Desember 2017.

"Saya sendiri juga kan hadir di sana untuk meneguhkan kita semuanya betapa kita, dukungan kita, rakyat kita, kepada Palestina itu tidak berubah," imbuh Trump.

Jokowi mengaku khawatir pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ini dapat mengguncang stabilitas kemanan dan stabilitas perdamaian di dunia. Menurut dia, hal tersebut juga yang kini dikhawatirkan semua Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.