Sukses

Cerita Menteri Jonan Terbang dengan Ada Gangguan Mesin Pesawat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan BBM satu harga di Bengkulu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan BBM satu harga di Bengkulu. Dengan peresmian tersebut, saat ini ada 38 titik BBM satu harga di Indonesia.

Di balik peresmian tersebut, ada hal menarik yang dialami Jonan. Awalnya, Jonan akan meresmikan salah satu titik BBM satu harga di Pulau Enggano, namun hal itu batal karena pesawat yang ditumpanginya kembali ke Bandara Fatmawati Bengkulu.

"Saya sudah terbang dengan pesawat kecil double engine niatnya mau ke Enggano, tapi pas terbang 10 menit, ada pengumuman kalau satu engine mati, lalu diputuskan untuk kembali," kata Jonan di Kementerian ESDM seperti ditulis, Sabtu (9/12/2017).

Dengan demikian, Jonan dan rombongan kembali ke Bandara Fatmawati hanya menggunakan satu mesin pesawat. Di dalam pesawat, Jonan mengaku mencoba untuk tenang.

Dalam satu pesawat Jonan di antaranya bersama dengan Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dan juga Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik.

Selama penerbangan, ia menceritakan pesawat terus mengalami turbulance akibat pengaruh cuaca dan hanya terbang dengan satu mesin.

"Saya lihat Kepala BPH Migas juga tetap tenang, pas begitu mendarat dia cerita ke saya kalau bersyukur sekali akhirnya landing, ternyata panik juga," cerita Jonan.

Pesawat yang digunakan Jonan sebenarnya telah bertolak dari Bandara Fatmawati kemarin pukul 09.00 WIB. Namun setelah 10 menit, pesawat itu tiba kembali.

Akhirnya peresmian titik BBM satu harga di Pulau Enggano dilakukan di ruang VIP Bandara Fatmawati Bengkulu.

Ignasius Jonan menuturkan, dipilihnya Pulau Enggano sebagai salah satu program BBM satu harga, karena di wilayah ini memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan di kota Bengkulu itu sendiri. "Enggano ini salah satu pulau terluar," ujar dia (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertamina Operasikan 38 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga

Sebelumnya PT Pertamina (Persero) telah menambah empat titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Dengan tambahan ini maka Pertamina telah mengoperasikan BBM Satu Harga di 38 titik. Ditargetkan pada akhir tahun ini sebaran BBM Satu Harga mencapai 54 titik.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, ‎dalam mengemban tugas pemerintah, Pertamina terus menambah jumlah lembaga penyalur BBM Satu Harga dengan meresmikan pengoperasian empat SPBU di beberapa wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) pulau Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

"Pengoperasian SPBU di wilayah 3T menjadi bukti nyata hadirnya Pertamina untuk memenuhi tugas negara mendistribusikan energi hingga ke pelosok negeri,‎" kata Elia, di Bengkulu, Jumat 8 Desember 2017.

Keempat titik tersebut meliputi SPBU Kompak 26.38301 di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, SPBU kompak 16.253.121 di Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Kemudian SPBU Mini 65.77303 di Kecamatan Biduk Biduk, Kab. Berau, Provinsi, Kalimantan Utara dan SPBU 54.85709 di Kecamatan Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dengan tambahan 4 titik tersebut, berarti telah terdapat 38 titik SPBU BBM Satu Harga dari 54 titik yang ditargetkan pada 2017.

Elia mengungkapkan, Pertamina secara konsisten terus mendukung program Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait dengan ketahanan energi nasional melalui pengoperasian SPBU BBM Satu Harga di wilayah 3T.

Keberadaan SPBU di wilayah tersebut sangat vital bagi upaya pemerintah mendongkrak perekonomian setempat.

Pengoperasian SPBU Kompak ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, dengan demikian, mobilitas masyarakat akan semakin tinggi namun lebih efisien sehingga diharapkan perekonomian juga bergerak lebih cepat.

Seperti diketahui, di Enggano yang menggunakan BBM untuk transportasi darat, laut dan usaha perikanan, sebelum beroperasinya SPBU BBM Satu Harga tersebut, masyarakat harus membeli Premium dan Solar subsidi Rp 10.000 per liter.

"Sinergi yang kuat dari semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan investor sangat diperlukan dalam merealisasikan salah satu bagian dari Nawacita Presiden Jokowi dalam mewujudkan ketahanan energi hingga pelosok nusantara," tutup Elia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.