Sukses

Jejak Karier Bondan Winarno, Jurnalis yang Sukses Jadi Pengusaha

Bondan Winarno mengawali karir sebagai penulis lepas hingga memiliki kedai kopi yang dikenal Kopitiam Oey.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Bondan Winarno sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Wajahnya kerap tampil sebagai presenter acara kuliner di sebuah stasiun televisi swasta setiap akhir pekan. Namun hari ini, pria yang terkenal dengan ucapan 'pokoe maknyus' itu wafat di usia 67 tahun.

Bondan Winarno lahir di Surabaya, 29 April 1950. Bondan remaja sudah aktif menjadi penulis lepas. Karya tulisannya sering mengisi halaman beberapa media cetak besar. Dia pernah menjadi juru keker alias juru kamera di Pusat Penerangan Hankam di periode 1969-1970.

Selanjutnya hijrah sebagai Creative Director Marklin Advertising pada 1973-1974, Account Executive Intervista di 1974. Karirnya Bondan Winarno loncat lagi memegang posisi Advertising Manager PT Union Carbide pada 1975-1979, dan dipercaya menduduki Sekjen International Advertising Association.

Jebolan Universitas Diponegoro itu juga pernah mencicipi jabatan Manajer di PT Sinar Kasih pada 1979-1983, Direktur Utama PT Mitra Balita 1983, pengasuh rubrik kiat Tempo di periode 1984, dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah SWA pada 1985.

Bondan memutuskan untuk banting stir menjadi pengusaha pada periode 1987-1994. Saat itu, dia memegang posisi Presiden Ocean Beauty International, sebuah perusahaan makanan laut yang bermarkas di Amerika Serikat (AS).

Nama dan karier Bondan makin melejit setelah membawakan acara Wisata Kuliner pada 2002-2012 dengan gaya dan ucapan khas 'pokoe maknyus'. Bondan merupakan pendiri sekaligus pemilik kedai kopi Kopitiam Oey, serta Komisaris Independen PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, perusahaan yang bergerak di sektor pangan sejak 2009. 

Tonton Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kopitiam Oey

Bondan Winarno menilai harga kopi yang ditawarkan di kafe kebanyakan sangat mahal. Ia pun berpikir bagaimana caranya supaya menyediakan tempat minum kopi yang nyaman, tetapi dengan harga yang terjangkau.

Nongkrong di warung kopi sudah menjadi gaya hidup banyak orang. Tempat yang nyaman dikombinasikan dengan teman ngobrol yang seru sudah pasti menjadi kegiatan menyenangkan. Ditambah lagi dengan harga yang bersahabat, nongkrong di warung kopi bisa dijangkau oleh siapa saja.

Atas dasar ini, Bondan Winarno mendirikan Kopitiam Oey. Kini outlet-nya sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kecuali yang ada di Jalan Sabang, Tune Hotel Pasar Baru, Bandung dan Sentul City, seluruh outlet bersifat kemitraan.

Melansir dari situs Kopitiam Oey, sebuah tulisan dengan gaya jadul menjadi filosofi Bondan Winarno dalam mendirikan Kopitiam Oey. Sebuah tulisan dengan ejaan lama alias jadul, dengan judul "Koffie Ko’ Mihil?", berikut sekilas tulisan yang menceritakan alasan Bondan Winarno mendirikan Kopitiam Oey.

"Saja berfikir keras oentoek bisa menjadjiken koffie bermoetoe di tempat njang njaman, tetapi harganja tida bole mahal. Haroes ada oentoeng, soepaja oesaha bole voortbestaan alias teroes madjoe. Tetapi, para tamoe misti diberi harga njang masoek akal, soepaja marika njang boemipoetra maoepoen kaoem vreemde oosterlingen atawa kaoem peranakan njang toempa dara di negeri ini dapet bangga menikmati koffie sebagai productie bangsa sendiri

Saya berpikir keras untuk bisa menyajikan kopi bermutu di tempat yang nyaman, tetapi harganya tidak boleh mahal. Harus ada untung, supaya usaha boleh voortbestaan alias terus maju. Tetapi, para tamu mesti diberi harga yang masuk akal, supaya mereka yang bumiputra maupun kaum vreemde oosterlingen (orang Timur Asing) atau kaum peranakan di negeri ini dapat bangga menikmati kopi sebagai produksi bangsa sendiri," tulis Bondan Winarno.

3 dari 3 halaman

Ucapan belasungkawa

Seperti diberitakan sebelumnya, Bondan Winarno, meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, pukul 09.05 pagi, Rabu (29/11/2017) kemarin.

Kabar tersebut disebarkan melalui akun Twitter tokoh kuliner Tanah Air, Arie Parikesit. Ia mengganti foto utama laman Twitter-nya dengan latar belakang polos berwarna hitam, tanda berduka.

"Pak Bondan Winarno. Thanks for everything pak. Mendapat berita duka cita yang bikin lemes mendadak, guru dan teman kita semua Pak Bondan Haryo Winarno meninggal dunia tadi pagi jam 9.05 WIB di RS Harapan Kita Jakarta, jenazah akan dibawa ke rumah duka JL Bangsawan Raya Sentul City siang ini, mohon doa untuk beliau dan keluarga," tulis Arie Parikesit dalam cuitannya.

Ucapan belasungkawa langsung membanjiri linimasa Twitter. Jargon "Maknyus" yang dipopulerkannya pun kembali menggaung, sebagai tanda penghargaan sekali lagi untuk Bondan.

"Pokoke Manyus!" saved my childhood. Thank you Pak Bondan," tulis @harrisucks.

"Innalillahi wa inna illaihi rojiun.. rest in peace pak Bondan Winarno .. thanks for everything... you'll be missed @PakBondan," ungkap @daffana.

"Rest in peace Pak Bondan Winarno. Thoughts are with the family," ujar @Da_Niel23.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.