Sukses

Top 3: Warga Korut Terpaksa Makan Daging Buatan

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis yang dirangkum pada Kamis 16 November 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Sanksi ekonomi yang terus mengimpit Korea Utara (Korut) membuat warganya harus memutar otak untuk bisa bertahan hidup. Penduduk dari negara pimpinan Kim Jong-un ini pun akhirnya harus menyambung hidup dengan mengonsumsi daging buatan.

Dinamakan injogogi, makanan ini dibuat dengan mengggunakan ampas minyak kedelai yang ditindih dan kemudian digulung dalam bentuk pasta. Setelahnya, injogogi dihidangkan dengan menggunakan nasi dan saus sambal.

Seperti diwartakan Voanews, Rabu 15 November 2017, injogogi ini dijual di pasar-pasar "kaget" yang ada di Korea Utara. Seorang pembelot dari Korut mengatakan ada ratusan pasar seperti ini sebagai bagian dari "ekonomi barter".

Kehadiran pasar dan makanan buatan ini telah membantu warga Korut bisa bertahan dari sanksi ekonomi dan isolasi dari masyarakat internasional.

"Dahulu kala, orang Korut makan injogogi sebagai makanan pengganti daging. Tapi sekarang mereka memakannya karena sulit mencari makanan jenis lain," ungkap seorang pembelot Korut, Cho Ui-sung.

Artikel terjepit sanksi ekonomi, warga Korea Utara terpaksa makan daging buatan. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di kanal bisnis? Berikut tiga artikel terpopuler di kanal bisnis yang dirangkum pada Kamis (17/11/2017):

1. Terjepit Sanksi Ekonomi, Warga Korut Terpaksa Makan Daging Buatan

Sanksi ekonomi yang terus mengimpit Korea Utara (Korut) membuat warganya harus memutar otak untuk bisa bertahan hidup. Penduduk dari negara pimpinan Kim Jong-un ini pun akhirnya harus menyambung hidup dengan mengonsumsi daging buatan.

Dinamakan injogogi, makanan ini dibuat dengan mengggunakan ampas minyak kedelai yang ditindih dan kemudian digulung dalam bentuk pasta. Setelahnya, injogogi dihidangkan dengan menggunakan nasi dan saus sambal.

Seperti diwartakan Voanews, Rabu 15 November 2017, injogogi ini dijual di pasar-pasar "kaget" yang ada di Korea Utara. Seorang pembelot dari Korut mengatakan ada ratusan pasar seperti ini sebagai bagian dari "ekonomi barter".

Kehadiran pasar dan makanan buatan ini telah membantu warga Korut bisa bertahan dari sanksi ekonomi dan isolasi dari masyarakat internasional.

"Dahulu kala, orang Korut makan injogogi sebagai makanan pengganti daging. Tapi sekarang mereka memakannya karena sulit mencari makanan jenis lain," ungkap seorang pembelot Korut, Cho Ui-sung.

Berita selengkapnya baca di sini

2. 6 Hal yang Harus Diketahui soal Seleksi CPNS 2018

Pemerintah bakal kembali membuka lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada 2018. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur menuturkan, penerimaan CPNS 2018 akan disesuaikan dengan usulan bupati dan gubernur sesuai dengan kompetensi bidang apa saja yang ingin dikembangkan di daerah.

Bagi Anda yang tengah bersiap-siap untuk mendaftar seleksi CPNS 2018 ini, ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian. Berikut enam di antaranya, seperti dihimpun oleh Liputan6.com. Salah satunya dibuka untuk menggantikan PNS yang pensiun dan posisi yang belum terisi.

Menurut Menpan-RB Asman Abnur, dibukanya lowongan tersebut guna memenuhi 50-60 persen formasi yang ditinggalkan sebanyak 220 ribu PNS yang memasuki masa pensiun pada periode 2017-2018.

Selain itu, formasi yang dibuka juga untuk kementerian dan lembaga yang formasinya tidak terisi pada seleksi CPNS yang tengah berlangsung saat ini.

Berita selengkapnya baca di sini

3. Perusahaan Asuransi Ini Buka Lowongan Kerja, Cek di Sini

Sedang mencari kerja? PT Asuransi Jasaraharja Putera (JP-Insurance) sedang membuka lowongan kerja. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 18 November 2017.

PT Asuransi Jasaraharja Putera (JP-Insurance) adalah perusahaan yang memberikan layanan asuransi yang luas kepada masyarakat di seluruh Indonesia selama dua dasawarsa.

Perusahaan yang didirikan pada 27 November 1993 di Jakarta ini, saat ini telah memiliki 27 kantor cabang dan 87 kantor pemasaran JP-Insurance yang tersebar di seluruh Nusantara dengan menyediakan solusi untuk kebutuhan jasa asuransi kerugian dan Surety Bond (Suretyship) yang dikemas sebagai JP-Bonding.

Berita selengkapnya baca di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.