Sukses

RI Siap Teken Perjanjian Perlindungan Investasi ASEAN-Jepang

Dengan kesepakatan ini, penanganan sengketa antara pihak Indonesia dan Jepang dalam investasi bakal beri hak dan kewajiban yang berimbang.

Liputan6.com, Jakarta Setelah berjuang dalam perundingan ASEAN-Jepang sejak 2014, Indonesia berhasil mendorong para Menteri Ekonomi ASEAN dan Menteri Perdagangan Jepang menuntaskan perundingan tersebut dengan memasukkan usulan Indonesia terkait perjanjian investasi. Hal ini ditegaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai perundingan ASEAN Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) di Manila, Filipina.

“Setelah berjuang selama tiga tahun, kita berhasil memasukkan kepentingan Indonesia terkait perlindungan investasi - Investor States Dispute Settlement (ISDS) dalam Protokol Perubahan Persetujuan AJCEP," tutur Mendag Enggar seperti dilansir dari kemendag.go.id, Rabu (15/11/2017).

Menurut Enggar, protokol ini akan mengakomodasi perjanjian bidang investasi, jasa, dan Movement of Natural Persons (MNP) masuk ke dalam Persetujuan Induk AJCEP.

Dengan demikian, apabila seluruh pihak, termasuk Indonesia, dapat menandatangani protokol ini pada Maret 2018, cakupan kerja sama AJCEP akan sama dengan Persetujuan ASEAN+1 FTA lainnya, yaitu bidang Perdagangan Barang, Jasa dan Investasi.

Kesepakatan yang dicapai ini merupakan upaya Indonesia dalam menyesuaikan persetujuan internasional yang dalam hal ini merupakan kerja sama ASEAN dan Jepang di bidang investasi dengan UU Penanaman modal. Dengan ketentuan yang disepakati tersebut, penanganan sengketa, yang apabila terjadi antara investor Jepang dan pemerintah Indonesia, dapat diselesaikan dengan mekanisme yang prinsipnya memberikan hak yang berimbang baik bagi pemerintah maupun investor asing.

Selain menyepakati tentang perlindungan investasi, Indonesia dan Jepang juga berhasil menyelesaikan isu transposisi tarif bea masuk Indonesia.

Menurut data Kementerian Perdagangan, Jepang merupakan tujuan ekspor nonmigas ketiga terbesar pada tahun lalu dengan total nilai perdagangan mencapai US$ 29 miliar dan surplus perdagangan sebesar US$ 3,2 miliar bagi Indonesia. Ekspor Indonesia tahun 2016 sebesar US$ 16,1 miliar dan impor sebesar US$ 12,9 miliar.

Selain itu, pada periode 2012-2016, Jepang tercatat sebagai negara investor ke-2 terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 18,2 miliar. Jepang juga menjadi mitra dagang terbesar ke-3 ASEAN.

Nilai perdagangan ASEAN-Jepang mencapai US$ 221,7 miliar, atau sekitar 10 persen dari total nilai perdagangan ASEAN dengan negara-negara lain. Foreign Direct Investmen (FDI) Jepang ke ASEAN mencapai senilai US$ 14 miliar atau 14,5 persen dari total nilai FDI di ASEAN.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Presiden Jokowi Berharap Jepang Tetap Jadi Mitra Utama ASEAN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, Jepang merupakan salah satu mitra strategis dan mitra wicara pertama ASEAN, yang telah banyak berkontribusi kepada ASEAN.

“Saya berharap Jepang tetap menjadi mitra utama ASEAN dalam memajukan keterbukaan ekonomi yang saling menguntungkan,” kata Presiden Jokowi pada pidatonya dalam KTT ke-20 ASEAN-JEPANG di Philippines International Convention Center (PICC), Manila, Filipina, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet.

Untuk itu, Presiden menekankan, negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) harus segera diselesaikan.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Jepang terhadap ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Centre, yang telah bergerak membantu pemulihan kota Marawi, Filipina, dan membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.

Presiden mendorong agar organisasi tersebut terus diperkuat, termasuk ketersediaan sumber dayanya dan berharap Jepang tetap akan memberikan dukungan bagi AHA Centre.

Terkait perkembangan di Semenanjung Korea, Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya peran Jepang dalam memelihara stabilitas dan keamanan untuk menghindari terjadinya perang.

“Untuk itu, saya harap peran Jepang dalam mengupayakan terus dibukanya jendela bagi penyelesaian secara damai,” ucap Presiden Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini