Sukses

Harga Emas Naik Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga

Keputusan the Federal Reserve mempertahankan suku bunga mempengaruhi pergerakan harga emas.

 

 

Liputan6.com, Chicago - Harga emas cenderung bergejolak dibayangi hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang pertahankan suku bunga. Selain itu, dolar AS juga cenderung meguat.

The Federal Reserve menyatakan tetap mempertahankan suku bunga 1-1,25 persen. Hal ini seperti yang diharapkan pelaku pasar. Namun langkah bank sentral AS itu meningkatkan penilaian terhadap kesehatan ekonomi domestik yang membuat suku bunga naik tetap terbuka pada Desember.

Dengan suku bunga lebih tinggi meningkatkan biaya penyimpanan komoditas. Ini membuat kurang menarik untuk komoditas. Selain itu, suku bunga lebih tinggi juga menaikkan dolar AS yang biasanya berlawanan dengan harga emas.

Pada perdagangan Rabu waktu setempat, menjelang keputusan the Federal Reserve, harga emas untuk pengiriman Desember naik US$ 6,8 atau 0,5 persen ke posisi US$ 1.277,30 per ounce. Dalam perdagangan elektronik, harga emas berjangka naik melampaui US$ 1.279. Kemudian harga emas turun ke US$ 1.275,10 usai rilis pernyataan the Federal Reserve.

"Harga emas bisa mendapatkan pijakan yang solid jika presiden AS Donald Trump memberi nama dovish Gubernur Fed Jerome Powell atau pimpinan the Fed Janet Yellen sebagai pilihannya untuk menjadi kepala the Fed berikutnya," kata Jeff Wright, Kepala Riset Wolfpack Capital, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (2/11/2017).

Sementara itu, investor juga menanti rilis data ekonomi AS. Ini untuk mencari petunjuk tentang laju kenaikan suku bunga the Fed.

Selama sesi perdagangan, kenaikan harga emas berkurang usai rilis data tenaga kerja sektor AS yang menunjukkan kenaikan pada Oktober. Pengusaha menambah 235 ribu pekerjaan pada Oktober dibandingkan 110 ribu pada September. Harga emas pun kembali terpental usai indeks data manufaktur menunjukkan penurunan lebih besar dari yang diperkirakan ke 58,7 persen pada Oktober.

"Angka ADP bervariasi, revisi turun pada September kemudian menguat pada Oktober jadi mengimbangi. Sedangkan data manufaktur ISM sedikit turun menunjukkan gangguan badai sebagai penyebabnya," kata Wright.

Rilis data tenaga kerja, gaji pekerja di sektor nonpertanian rilis pada Jumat waktu setempat. Ini kemungkinan memberi pembuat kebijakan bank sentral AS dan investor mengetahui laju inflasi.

Sentimen lainnya pengaruhi harga emas yaitu dolar AS menguat. Indeks dolar AS terus menguat usai the Federal Reserve pertahankan suku bunga. Ditambah bursa saham global yang sebagian besar mencatatkan penguatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suku Bunga The Fed Tetap

Sebelumnya Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga dari hasil pertemuan pada pekan ini.

Keputusan Bank sentral AS tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang solid dan penguatan pasar tenaga kerja. Langkah itu juga menunjukkan dampak badai yang berkurang. Oleh karena itu kemungkinan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) naik pada Desember.

Investor memperkirakan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan ini. Sebagian besar perhatian juga fokus pada siapa yang akan bertanggung jawab atas kebijakan moneter di akhir masa jabatan Janet Yellen pada Februari 2018.

Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan calonnya pada Kamis waktu setempat. Diperkirakan gubernur the Fed Jerome Powell yang cenderung mendukung Yellen untuk menaikkan suku bunga.

"Pasar tenaga kerja terus menguat dan aktivitas ekonomi meningkat di tingkat yang solid meski ada gangguan terkait badai," ujar komite the Fed, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Reuters, Kamis 2 November 2017.

Pembuat kebijakan the Fed mengakui inflasi masih rendah namun tidak menurunkan target terhadap inflasi. Dengan suku bunga tetap tersebut, imbal hasil surat berharga AS cenderung stagnan. Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang. Sedangkan indeks S&P 500 naik tipis.

"Ini menegaskan kenaikan suku bunga pada Desember. Jika kita mendapatkan konfirmasi Trump memilih Powell itu pertanda kebijakan moneter akan berlanjut pada jalurnya yang kita lihat sejauh ini dengan kenaikan bertahap," kata Gregory Daco, Kepala Ekonom Oxford Economics.

The Federal Reserve telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2017. Diperkirakan kenaikan suku bunga 1 menjadi 1,25 persen pada akhir 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.