Sukses

Rupiah Tak Terpengaruh Ketegangan AS dengan Turki

Dolar AS tak banyak bergerak di pasar Asia karena pelaku pasar mencermati dampak dari provokasi Korea Utara terhadap lawan-lawannya.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Ketegangan politik AS dengan Turki justru memberikan tenaga kepada rupiah.

Mengutip Bloomberg, Selasa (10/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.504 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.518 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan antara 13.480 per dolar AS hingga 13.506 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,16 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok 13.491 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.504 per dolar AS.

Dolar AS tak banyak bergerak di pasar Asia karena pelaku pasar mencermati dampak dari provokasi Korea Utara terhadap lawan-lawannya. Dolar AS telah melemah pada perdagangan sehari sebelumnya karena ada kekhawatiran Pyongyang sedang mempersiapkan uji coba rudal jarak jauh.

"Pasar memang masih melihat aktivitas Korea Utara," jelas analis Mizuho Securities Masafumi Yamamoto dikutip dari Reuters. 

Sedangkan Jameel Ahmad, VP at Market Research FXTM menjelaskan, lira Turki mengalami pelemahan yang cukup dalam terhadap dolar AS dan beberapa mata uang lainnya karena ketegangan diplomasi AS dengan Turki.

"Namun, hal tersebut tidak akan berisiko lebih luas ke mata uang lainnya," jelas dia.

Sebelumnya, Turki dan Amerika Serikat terlibat dalam percekcokan konsuler. Kedua negara saling menangguhkan sebagian besar layanan visa.

Kedutaan Besar Turki di Washington mengatakan bahwa pihaknya perlu "menilai kembali" komitmen pemerintah AS terhadap keamanan misi dan personel mereka. Pernyataan tersebut sangat mirip dengan yang sebelumnya dikeluarkan Kedubes AS di Ankara.

Kebijakan saling menangguhkan layanan visa ini terjadi setelah seorang pekerja konsulat AS di Istanbul ditangkap pekan lalu, karena dicurigai memiliki hubungan dengan seorang ulama Turki yang dituduh mendalangi kudeta gagal tahun lalu.

Washington sendiri mengutuk tindakan tersebut tanpa dasar dan merusak hubungan bilateral. Menurut kantor berita Anadolu, karyawan konsulat AS yang ditangkap merupakan seorang laki-laki warga Turki.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.