Sukses

Cerita Menteri Jonan Saat Setujui Harga Listrik Energi Arus Laut

Harga listrik dari energi arus laut yang diajukan ke Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya cukup mahal sekitar US$ 16 sen per KWh.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menceritakan pengalamannya saat menyetujui harga listrik yang diproduksi dari pembangkit listrik energi arus laut.

Jonan mengatakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya dan perwakilan perusahaan pengembang Energi Baru Terbarukan (EBT) dari Belanda menemui dirinya pada tiga minggu lalu. Pertemuan itu untuk memaparkan pembangkit listrik tenaga arus laut yang bisa dikembangkan di Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Gubernur NTT 3 minggu lalu ke saya membawa manager EBT dari Belanda. Menjelaskan mau menawarkan energi baru arus laut di Selat Larantuka NTT, bahannya itu banyak," kata Jonan, saat membuka pekan tertambangan dan energi 2017, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Jonan melanjutkan, harga listrik yang ditawarkan ‎dari pembangkit listrik tenaga arus laut tersebut sebesar US$ 7,18 sen per kilo Watt hour (kWh). Dia pun setuju ‎dengan harga yang diajukan tersebut. Kemudian, setelah mendapat persetujuan Gubernur NTT pun langsung mencium tangannya.

"Harganya US$ 7,18 sen per kWh, kalau itu saya enggak tawar. Begitu setuju Gubernur NTT cium tangan saya," ujar Jonan sambil berkelakar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Jonan mengungkapkan penyebab Gubernut NTT mencium tangannya. Hal itu karena sebelumnya harga listrik dari energi arus laut yang diajukan ke Jonan cukup mahal yaitu sekitar US$ 16 sen per KWh. Ketika mendengar besaran harga listrik tersebut Jonan tidak setuju.

"Kenapa itu terjadi‎, sebelumnya ‎Gubernur NTT menawarkan barang yang sama pembangkit listri tenaga arus laut dengan kapasitas 20 MW di Selat Larantuka harganya US$16 sen, saya bilang tehnya diminum setelah itu silahkan pulang," kata dia.

Jonan mengatakan, selain tersedianya listrik untuk memenuhi kebutuhan, pemerintah ingin harga listrik terjangkau masyarakat. Oleh karena itu pengusaha pembangkit listrik harus mengambil keuntungan yang wajar.

"Selain menyediakan listrik, harga listrik harus terjangkau. Kalau ada listrik tapi ada masyarakat tidak bisa membeli listri akan menimbulkan sakit hati," kata Jonan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.