Sukses

Wall Street Tergelincir Kenaikan Suku Bunga dan Sanksi Korut

Indeks S&P dan Dow kali ini mengakhiri rekor penutupan tertingginya.

Liputan6.com, New York Wall Street tergelincir pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena investor bersiap dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya pada tahun ini. Pasar juga dipengaruhi Amerika Serikat yang memerintahkan sanksi baru terhadap Korea Utara.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 53,36 poin atau 0,24 persen menjadi 22.359,23. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 7,64 poin atau 0,30 persen menjadi 2.500,6 dan Nasdaq Composite turun 33,35 poin atau 0,52 persen menjadi 6.422,69.

Indeks S&P dan Dow mengakhiri rekor penutupan tertingginya. Selain karena kemungkinan kenaikan suku bunnga dan sanksi AS bagi Korut, juga terimbas penurunan saham Apple (AAPL.O).

Saham ini menjadi penghambat terbesar pada tiga indeks utama dengan penurunan 1,7 persen terpicu kekhawatiran tentang permintaan smartphone terbarunya.

Investor meningkatkan taruhan mereka jika Federal Reserve AS akan kembali menaikkan suku bunganya di tahun ini, setelah bank sentral memberikan pernyataan pada hari Rabu, perihal keputusan untuk mulai mengurangi sekitar US$ 4,2 triliun obligasi AS dan sekuritas berbasis mortgage.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuka pintu bagi orang-orang yang masuk dalam daftar hitam dan entitas yang berbisnis dengan Korea Utara. Kemudian mencoba memperketat program nuklir dan rudal Pyongyang.

"The Fed telah memiliki investor di tepian. Ketegangan Korea Utara dapat menempatkan investor dalam mode risk-off sedikit demi sedikit," kata Chris Zaccarelli, Kepala Investasi Cornerstone Financial Partners, di Huntersville, NC.

Namun, dengan indeks Volatilitas CBOE ditutup pada level terendah dalam hampir dua bulan pada posisi 9.67, menurut Kepala strategi Pasar Cantor Fitzgerald di New York, Peter Cecchini, pasar tidak mencerminkan risiko akibat ketegangan AS-Korea Utara.

Ketua Fed Janet Yellen mengatakan, penurunan inflasi tahun ini tetap menjadi misteri, seraya menambahkan bahwa bank sentral siap untuk mengubah outlook suku bunga jika diperlukan.

Sekitar 5,54 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata 6,03 miliar untuk 20 sesi terakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Wall Street