Sukses

Jurus Kemenperin Siapkan SDM di Industri Logam

Menperin Airlangga Hartarto menuturkan, dengan ada politeknik dapat dukung tambahan investasi di industri pengolahan logam.

Liputan6.com, Jakarta - Politeknik Industri Logam Morowali akan menjadi pusat inovasi teknologi dan pengembangan produk berbasis nikel. Sekolah tinggi vokasi ini merupakan salah satu best practice dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusung konsep link and match dengan dunia industri.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peresmian Politeknik Industri Logam Morowali, Sulawesi Tengah.

"Jadi, selain menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja, kampus ini akan melakukan pengembangan riset-riset terapan yang bekerja sama dengan industri," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/9/2017).

Dia menuturkan, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang terampil adalah faktor penting dalam memacu pertumbuhan industri, selain melalui pengembangan teknologi dan peningkatan investasi.

"Bahkan, adanya politeknik ini, kami yakini akan mendukung penambahan investasi di industri pengolahan logam, khususnya di wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian timur," lanjut dia.

Politeknik Industri Logam Morowali juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam kawasan industri Morowali.

Saat ini, kawasan yang memiliki luas 2.000 hektare (ha) tersebut telah diisi sebagian besar oleh pabrik smelter berbasis nikel dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang.

Apabila beberapa perusahaan yang saat ini masih tahap konstruksi sudah beroperasi penuh, Kawasan Industri Morowali akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 80 ribu orang. Apalagi, industri logam nasional mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya pada kuartal II 2017 yang mencapai 7,5 persen.

"Hal ini bisa berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja karena adanya investasi baru dan ekspansi," kata dia.

Airlangga menjelaskan, sejak awal pendirian Politeknik Industri Logam Morowali, Kemenperin dan pelaku industri telah merancang bersama, mulai dari identifikasi kebutuhan kompetensi, kurikulum, dan pemilihan tenaga pengajar.

"Sehingga implementasi sistem pembelajarannya akan terintegrasi antara pendidikan di kampus dengan praktik kerja di industri atau yang disebut dual system," ungkap dia.

Kemudian, politeknik seluas 30 ha ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan penelitian yang lengkap. Misalnya, ruang kelas, laboratorium, bengkel kerja, pusat inovasi, gedung direktorat, dan perpustakaan. Sarana penunjang tersebut untuk mempercepat proses alih teknologi dan menjadikan sebagai center of excellence industri nikel di wilayah timur Indonesia.

Airlangga mengatakan, Politeknik Industri Logam Morowali menerapkan pendidikan berkualitas dengan beasiswa dan ikatan kerja. Bahkan, selama satu tahun pertama, mahasiswa akan mendapatkan fasilitas asrama yang disediakan oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) selaku pengelola Kawasan Industri Morowali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pembangunan kawasan ini merupakan hasil kerja sama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Group dari Tiongkok.

Angkatan pertama di politeknik ini sebanyak 96 mahasiswa, yang telah dinyatakan lulus ujian saringan masuk dari 679 peserta sejak dibuka pendaftaran pada 14 Juli 2017. Mereka berasal dari Morowali, Palu, Kendari, dan Makassar.

Program studi dengan jenjang D3 ini, nantinya menghasilkan lulusan Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Teknik Kimia Mineral.

"Untuk itu, kami berpesan kepada para mahasiswa yang akan menjalani pendidikan selama tiga tahun ke depan, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena pendidikan di Politeknik Industri Logam Morowali ini didesain untuk melatih saudara dengan disiplin dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan industri saat ini," tutur dia.

Sementara itu, Chairman Indonesia Morowali Industrial Park, Halim Mina memproyeksikan, Kawasan Industri Morowali akan membutuhkan tenaga kerja langsung sebanyak 25 ribu orang dengan jenjang D3 dan D4 pada 2025.

"Kami membutuhkan banyak tenaga kerja profesional pada level supervisi. Diharapkan, Politeknik Industri Logam Morowali menghasilkan anak-anak bangsa yang dapat menguasai kemampuan teknologi pembuatan pabrik yang ada di kawasan industri ini," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.