Sukses

Bursa Asia Menguat, IHSG Naik Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,49 poin ke level 5.872 pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Investor asing masih melakukan aksi jual di pasar saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (12/9/2017), IHSG naik tipis 0,49 poin atau 0,01 persen ke level 5.872,37. Indeks saham LQ45 menguat 0,06 persen ke level 978,05. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 217 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 117 saham menguat mendorong IHSG berbalik ke zona hijau. 108 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham lainnya sekitar 336.742 kali dengan volume perdagangan 7,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,1 triliun. Investor asing masih melakukan aksi jual Rp 393,38 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.192.

Secara sektoral, sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham konstruksi turun 1,5 persen, catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang melemah 1,04 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,31 persen.

Sektor saham pertanian naik 1,19 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 0,52 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham MABA melonjak 24,92 persen ke posisi Rp 1.880 per saham, saham MARK menanjak 19,12 persen ke posisi Rp 810 per saham, dan saham BSWD naik 18,97 persen ke level Rp 1.850 per saham.

Saham-saham unggulan yang melemah antara lain saham GGRM susut 0,83 persen, saham UNTR tergelincir 0,78 persen dan saham ITMG merosot 1,34 persen.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,06 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,27 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,18 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,09 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,22 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,36 persen.

"IHSG konsolidasi. Penjualan ritel turun ada tekanan IHSG. Namun penutupan IHSG berpotensi menguat karena saham yang sebelumnya turun kembali naik seperti saham PGAS," kata Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, faktor eksternal juga pengaruhi IHSG. Indeks saham Dow Jones reli jadi pendorong IHSG.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.