Sukses

Rizal Ramli Ajak Mahasiwa Jadi Agen Perubahan

Menurut Rizal Ramli, perubahan bisa dilakukan dari luar dan dalam kekuasaan.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan menteri Koordinator Bidang kemaritiman Rizal Ramli memberikan kuliah umum kepada lebih dari 4.000 mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Kuliah umum tersebut dalam rangka Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2017 yang diselenggarakan pada 17-19 Agustus 2017.

Di depan mahasiswa, alumnus ITB, Sophia University Tokyo, dan Boston University AS tersebut mengingatkan kepada mahasiswa dan masyarakat untuk bisa melakukan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Perubahan harus dilakukan oleh semua pihak dan mahasiswa memiliki kemampuan untuk melakukannya. 

Menurutnya, perubahan bisa dilakukan dari luar dan dalam kekuasaan. "Dari luar butuh tekad kuat dan waktu lama. Sedangkan dengan kekuasaan lebih cepat. ‘Patriot apapun OK," kata Rizal Ramli, Sabtu (19/8/2017).

Ia melanjutkan, perubahan harus dimulai dari analisa struktur ekonomi dan sosial. Dari analisa tersebut kemudian diturunkan menjadi kebijakan. "Jadi jangan pakai rumus generik yang sama," kata dia. 

Untuk diketahui, Rizal Ramli menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada Agustus 2015 hingga Juli 2016. Sebelumnya, Rizal juga pernah menduduki jabatan menteri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada masa presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur).

Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat tanggal 10 Desember 1953 ini mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada bidang Fisika sampai memperoleh gelar Doktor Ekonomi di Universitas Boston Amerika Serikat.

Rizal sendiri juga pernah aktif dalam berbagai organisasi para intelektual seperti Komite Bangkit Indonesia (KBI) dan ECONIT Advisory Group.

Di KBI dia adalah pendiri sekaligus ketua. Sementara dalam ECONIT Advisory Group, dia menjadi Managing Director dan bekerja sama dengan beberapa ekonom kondang seperti Laksamana Sukardi dan Kwik Kian Gie.

Rizal Ramli sangat vokal mengkritisi kebijakan perekonomian pemerintahan Soeharto terutama menyangkut masalah mobil nasional, kontrak karya di pertambangan Freeport, distribusi pupuk, dan pembangunan ekonomi yang bersifat padat modal waktu bersama ECONIT.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.