Sukses

PT DI Produksi Massal Pesawat N219 Mulai 2018

Pesawat N219 merupakan pesawat berkapasitas 19 orang yang diluncurkan sebagai pesawat nonmiliter pertama untuk kawasan perintis.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) telah melakukan uji coba terbang perdana pesawat terbaru N219 di langit Kota Bandung, kemarin.

Deputi Bidang Usaha Jasa Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengungkapkan uji terbang perdana ini menjadi tahap akhir sebelum pesawat itu diproduksi.

"Ini sudah bagian dari akhir, sebelum nantinya kita selesaikan sertifikasi, baru bisa diproduksi masal," kata Harry saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (17/8/2027).

Harry menargetkan proses sertifikasi ini tidak memakan waktu yang cukup lama. "Nanti kita ingin 2018 mulai produksi masal, kita optimis," tegas dia.

Perlu diketahui, uji coba perdana N219 ini dilakukan sekitar pukul 09.10 WIB dan memakan waktu sekitar 20 menit penerbangan di udara.

Uji coba penerbangan dilakukan setelah purwarupa ini mendapatkan Certificate of Airworthiness dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasional Pesawat Udara Kementerian Perhubungan.

Purwarupa pesawat pertama N219 ini diterbangkan oleh pilot Kapten Esther Gayatri Saleh dan ko-pilot Kapten Adi Budi Atmoko. Penerbangan perdana ini juga menyertakan Yustinus K. yang bertindak sebagai Flight Test Engineer. Sekadar informasi, pilot Esther merupakan pilot perempuan yang memiliki spesialisasi sebagai penguji coba pesawat baru.

Sebagai informasi, pesawat N219 merupakan pesawat berkapasitas 19 orang yang diluncurkan sebagai pesawat non-militer pertama untuk kawasan perintis. Budi Sampurno selaku Program Manager N219 telah menjalankan riset pesawat N219 sejak 2006.

N219 terinspirasi dari pesawat twin otter yang ketika itu tengah memasuki masa keemasan sebagai pesawat yang tangguh dan bandel. Untuk itu, tujuh insinyur dari PT DI pun mencoba pesawat twin otter untuk penerbangan di Papua. (Yas)

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.