Sukses

BI: Postur RAPBN 2018 Lebih Sehat

Dalam RAPBN 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan 5,4 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyambut baik asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Menurut dia, postur dalam RAPBN tersebut lebih seimbang.

‎"Saya menyambut baik yang disampaikan Presiden. Secara umum kalau dilihat prioritasnya dan postur anggaran, saya lihat ini postur yang sehat," ujar dia di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Dalam RAPBN 2018, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, nilai tukar Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat. Selain itu, suku bunga SPN 5,3 persen dan harga minyak US$ 48 per barel.

"Secara umum itu sejalan dengan rekomendasi kami. Inflasi di kisaran 3,5 persen itu sejalan karena tahun ini 4 persen. Maka ada target turun. Kalau nilai tukar ditargetkan Rp 13.500 itu sesuai dengan range kami, yang kami bicarakan juga dengan DPR," jelas dia.

Namun, lanjut Agus, ada sejumlah perbedaan dalam asumsi harga minyak dan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun depan, BI memperkirakan harga minyak sebesar US$ 52 per barel. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, bank sentral memperkirakan akan sebesar 5,3 persen dengan kisaran 5,1 persen-5,5 persen.

"Kalau pemerintah sampaikan di 5,4 persen itu sesuatu yang dapat dipahami, karena semuanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif. BI nanti pada saat pembahasan di DPR kita sampaikan, kita masih melihat itu di 5,1 persen-5,5 persen. Jadi kalau tengahnya itu di kisaran 5,3 persen, tapi nanti kita bisa bicarakan," ungkap dia.

Meski demikian, BI juga tetap menyambut baik komitmen pemerintah untuk menjaga kesehatan fiskal. Hal tersebut terlihat dari defisit fiskal yang dipatok 2,19 persen di tahun depan, atau turun dibanding 2,67 persen di 2017.

"Tapi saya sambut baik adalah komitmen pemerintah untuk jaga kesehatan fiskal itu tercermin dari defisit fiskal di 2017 2,67 persen proyeksinya, tadi disebutkan 2,19 persen. Kalau segitu, itu kan lebih rendah. Dan itu secara bertahap akan membuat fiskal yang lebih sehat. Dan untuk primary balance-nya yang tadinya di kisaran di atas Rp 100 triliun, itu nanti akan di bawah itu," tandas dia.

Simak video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.