Sukses

Rasio Kredit Macet Bank DKI per Juni 4,73 Persen

PT Bank DKI mencatatkan kinerja baik dalam hal rasio non performing loan (NPL) alias kredit macet.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank DKI mencatatkan non performing loan (NPL) alias kredit macet. NPL Gross Bank DKI per Juni 2017 tercatat 4,73 persen, turun dari posisi 7,77 persen pada tahun lalu. 

"Membaiknya rasio NPL tersebut didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku. Demikian disampaikan Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (21/07/2017). 

Kresno melanjutkan, selain itu, Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent. Beberapa hal yang dilakukan antara lain adalah penyempurnaan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan admin kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan.

Sebagai dampak dari perbaikan proses kredit, penyaluran kredit Bank DKI mulai menunjukkan pertumbuhan dari Rp 24,87 triliun per Desember 2016 menjadi Rp 25,52 triliun per Juni 2017.

“Pada semester II 2017, Bank DKI akan lebih gencar menyalurkan kredit sesuai dengan target dalam Rencana Bisnis Bank” ujar Kresno.

Kresno mencatat, total asset Bank DKI tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 23,3 persen dari Rp 38,34 triliun per Juni 2016 menjadi sebesar Rp 47,26 triliun per Juni 2017. Dana Pihak Ketiga Bank DKI yang tumbuh 28,5 persen dari Rp 27,56 triliun per Juni 2016 menjadi Rp 35,41 triliun per Juni 2017.

Pertumbuhan dana pihak ketiga ini didorong oleh pertumbuhan dana murah yang meningkat di mana tabungan Bank DKI per semester I 2017 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 15 persen dari Rp 6,21 triliun per Juni 2016 menjadi Rp 7,14 triliun per Juni 2017. Giro meningkat sebesar 20,09 persen dari Rp 7,87 triliun per Juni 2016 menjadi Rp 9,51 triliun per Juni 2017.

"Laba bersih Bank DKI per Juni 2017 tercatat sebesar Rp 344 miliar yang didorong oleh peningkatan fee based income yang bersumber dari fee ATM, JakCard dan JakMobile," jelasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini