Sukses

Menteri Rini Rombak Direksi Bio Farma

Tantangan Bio Farma dinilai akan semakin berat seiring makin banyak perusahaan di bidang vaksin dan life science dari dalam dan luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno selaku pemegang saham memutuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bio Farma untuk memberhentikan dengan hormat, Iskandar sebagai Direktur Utama Bio Farma dan Mahendra Suhardono sebagai Direktur Pemasaran Bio Farma pada 7 Juli 2017.

Sebagai pengganti mengangkat M. Rahman Rustan yang semula sekretaris perusahaan menjadi Direktur Pemasaran Bio Farma. Serta menugaskan Juliman sebagai Direktur Utama Bio Farma selain menjalankan tugasnya sebagai direktur produksi hingga diangkatnya direktur utama definitif.

Pada 14 Juli 2017, mengangkat Disril Revolin Putra sebagai Direktur SDM & Umum Bio Farma yang semula menjabat Direktur SDM & Hukum PT Pelindo II.

Berikut susunan Bio Farma periode 2017 :

Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Produksi : Juliman
Direktur Keuangan : Pramusti Indrascaryo
Direktur Perencanaan dan Pengembangan : Sugeng Raharso
Direktur Pemasaran : M. Rahman Rustan
Direktur SDM & Umum : Disril Revolin Putra


Dalam acara perkenalan dan pengarahan Direksi baru pada seluruh karyawan pada 19 Juli 2017, Juliman mengatakan, tantangan Bio Farma akan semakin berat.

Ia menuturkan, akan semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang vaksin dan life science, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kebutuhan vaksin untuk program imunisasi nasional, akan semakin banyak.

"Penguasaan teknologi menjadi faktor penentu dalam pengembangan produk maupun bahan baku dan alat kesehatan di industri farmasi, sinergi dengan negara-negara maju melalui transfer teknologi, sehingga produk-produk yang dihasilkan akan mampu bersaing di pasar Internasional," ujar Juliman dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7/2017).

Juliman menambahkan adanya penambahan program vaksin wajib yang akan masuk ke dalam program imunisasi nasional seperti vaksin Measles Rubella (MR) yang akan dicanangkan pada bulan Agustus 2017 mendatang di Pulau Jawa.

"Program ini akan diterapkan di pulau jawa terlebih dahulu, dan diharpkan pada tahun 2018 akan dilaksanakan di luar pulau Jawa dan pada tahun 2019 diseluruh provinsi di Indonesia, dan 2019 pemerintah akan menetapkan vaksin MR sebagai vaksin wajib untuk anak usia 5 bulan -15 tahun," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Bio Farma Rahman Rustan mengatakan waktu yang tepat merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan daya saing Bio Farma baik di tingkat global maupun nasional.

Dengan struktur organisasi yang tepat maka, menurut dia, akan tercipta kordinasi yang efektif sehingga time to market, on time project dan peningkatan pangsa pasar akan tercapai.

"Ke depannya, diharapkan, selain peningkatan market share, Bio Farma sebagai perusahaan yang mengemban amanah dalam bidang Vaksin dan Bio Farmasetikal berdasarkan road map farmasi nasional, akan menerapkan market diplomacy dengan menempatkan karyawannya di organisasi strategis baik di tingkat nasional maupun global," tambah dia.

Saat ini Bio Farma sudah berkembang jauh dari semula produsen vaksin dan antisera menjadi perusahaan life science. Hal ini memiliki makna tantangan Bio Farma ke depan dikuatkan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Percepatan terus dilakukan untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam pengembangan produk, bahan baku, vaksin, produk bioteknologi dan alat kesehatan. (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.