Sukses

Top 3: Berkah Kekisruhan Politik AS bagi Harga Emas

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (13/7/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mencatatkan kenaikan seiring ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS). Selain itu, pasar juga dipengaruhi testimoni pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen soal kenaikan suku bunga secara bertahap.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 4,4 atau 0,4 persen menjadi US$ 1.2910,10 per ounce.

Kenaikan harga emas ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu, ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (13/7/2017):

1. Harga Emas Menguat Imbas Ketidakpastian Politik AS

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 4,4 atau 0,4 persen menjadi US$ 1.2910,10 per ounce.

Analis memperkirakan, penguatan harga emas didorong adanya gejolak di gedung putih. Hal ini usai rilis email Donald Trump Jr terkait pertemuan dengan pengacara Rusia pada tahun lalu.

Adanya gejolak itu dinilai juga memangkas peluang kebijakan pajak dan infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi yang sebelumnya dijanjikan pemerintah.

Berita selengkapnya baca di sini

2. Sri Mulyani Kembali Gantikan Menteri BUMN Hadiri Raker DPR

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali menggantikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR.

Ini bukanlah kali pertama Sri Mulyani menggantikan Rini. Adapun rapat kerja (raker) dengan Komisi VI memiliki tiga agenda pada Kamis ini (13/7/2017). Pertama, pembahasan Rencana Kerja Anggaran-Kementerian/Lemabaga (RKA-KL) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian BUMN 2018.

Kedua, pembahasan RKA-KL Kementerian BUMN dalam Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017. Ketiga, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2016.

Berita selengkapnya baca di sini

3. Ibu Kota Pindah, Pertamina Tambah Infrastruktur Penyaluran BBM

PT Pertamina (Persero) akan mengembangkan infrastruktur penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, jika pemerintah resmi menetapkan sebagai ibu kota baru menggantikan Jakarta.

Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan, saat ini pasokan BBM di Kalimantan Tengah berasal dari tiga terminal BBM, yaitu Pangkalan Bun, Sampit dan Pualang Pisau. Untuk meningkatkan kehandalan pasokan BBM ketika Palangka Raya ditetapkan sebagai Ibu Kota Indonesia, Pertamina akan membentangkan pipa penyaluran BBM dari terminal BBM Sampit.

"Kalau betul-betul jadi, kami fokus pipanisasi dari Sampit, karena Pualang Pisau lewat sungai‎ kapal tangkernya tidak bisa lewat," kata Iskandar.

Berita selengkapnya baca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.