Sukses

Akan Diresmikan Jokowi, Simpang Susun Semanggi Jalani Uji Beban

Simpang Susun Semanggi dibangun sejak 2016 untuk mengurai kemacetan di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan Simpang Susun Semanggi Jakarta bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia atau 17 Agustus 2017. Sebelum diresmikan, jalan ini akan menjalani uji beban statik dan dinamik jembatan.

Dikutip dari akun Instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Rabu (12/7/2017), Simpang Susun Semanggi akan menjalani uji beban statik dan dinamik untuk memperoleh Sertifikat Layak Fungsi (SLF). Pengujian sendiri akan dilakukan mulai besok hingga akhir Juli 2017.

"Pengujian akan dilakukan tanggal 13 hingga akhir Juli 2017 oleh Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) dan dilanjutkan dengan uji coba operasi," tulis akun tersebut.

Rencananya, jalan tersebut akan diresmikan pada peringatan kemerdekaan tahun ini oleh Presiden Jokowi. Jembatan layang ini sendiri bernilai Rp 345 miliar.

Lebih lanjut, Simpang Susun Semanggi sendiri dibangun sejak 2016 untuk mengurai simpul kemacetan di Jakarta. Jalan ini diprediksi mengurai 30 persen kemacetan.

Jalan layang sepanjang 1,6 km yang mengelilingi Bundaran Semanggi ini dibangun oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan pengerjaan lansekap oleh Toyota Corp.

Sebelumnya pada 19 Juni 2017, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan meresmikan Transjakarta Koridor 13 bersamaan dengan peresmian Simpang Susun Semanggi. "Jadi hard launching-nya tanggal 17 Agustus sekaligus dengan simpang susun," ucap Djarot.

Namun kata Djarot, hal terpenting saat ini adalah perizinan terkait surat laik fungsi (SLF) segera dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Sebelumnya kita urus dulu izin-izinnya, SLF-nya. Setelah itu mungkin kita bisa soft launching untuk digunakan," kata politikus PDI Perjuangan tersebut.

Mantan Wali Kota Blitar ini menjelaskan, terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi. Salah satunya, konstruksi jembatan layang serta beberapa halte Transjakarta belum memiliki mesin tap chas (mesin untuk menempelkan kartu tanda masuk).

"Jadi konstruksi jembatan layang harus diukur lagi sama Kementerian PUPR dan Dinas Bina Marga. Itu untuk kekuatan jembatan tiang-tiangnya," paparnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.