Sukses

Kisah 2 Anak SMA Pencetus Fidget Spinner yang Kini Jadi Miliarder

Awalnya, dua anak SMA ini membuat fidget spinner menggunakan printer tiga dimensi di sekolahnya.

Liputan6.com, New York - Allan Maman dan Cooper Weiss tidak pernah menyangka bahwa gagasannya untuk memanfaatkan printer tiga dimensi di laboratorium sains sekolahnya ternyata bisa membuat mereka kaya mendadak.

Bermula dari iseng-iseng membuat mainan dengan menggunakan printer tersebut, Maman dan Cooper kini mampu membangun sebuah perusahaan besar dan mencetak US$ 350 ribu atau setara Rp 4,6 miliar sebelum lulus SMA.

Mainan yang dicetak Maman dan Cooper dikenal dengan nama fidget spinner. Kepopuleran mainan ini meledak setelah semakin banyak anak muda yang memainkannya.

Melansir Thisisinsider, Rabu (12/7/2017), semua bermula di musim gugur tahun 2016. Sebagai pengidap ADHD dan kerap merasakan gelisah, Allan Maman mencari sesuatu yang bisa membantu mengobati penyakit yang dideritanya.

Ketika sedang bermain internet, ia kemudian menemukan inovasi mainan yang disebut fidget cube. Namun sayangnya, inovasi tersebut masih mencari pendanaan dan belum bisa diproduksi secara masal.

Penasaran, Maman kemudian kembali mencari orang yang menjual mainan tersebut di situs e-Commerce seperti Etsy dan Ebay. Tetap saja, fidget cube yang diinginkannya belum bisa ditemukan.

"Kemudian saya melihat, di sekolah ternyata ada printer tiga dimensi. Saya kemudian memutuskan untuk membuat mainan tersebut sendiri," tutur Maman.

Maman bekerja sama dengan teman sekelasnya, Cooper Weiss, untuk bereksperimen menggunakan printer tiga dimensi membuat fidget cube. Melalui beberapa percobaan, produk mainannya berhasil diluncurkan. Ia kemudian menamakan mainan tersebut fidget spinner.

Awalnya, Maman dan Weiss hanya menjual mainan mereka ke beberapa teman di sekolahnya dengan harga US$ 25 atau Rp 334 ribu per buah. Tak berapa lama, mereka berdua mampu mengantongi omzet hingga US$ 500 per hari.

Simak video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memperbesar skala bisnis

Bukannya tanpa halangan, kedua bocah ini pun sempat diancam dikeluarkan pihak sekolah karena menggunakan properti sekolah untuk kepentingan bisnis tanpa izin. Akhirnya, Maman dan Weiss memindahkan bisnis mereka ke ruang bawah tanah rumah Weiss.

Maman dan Weiss kemudian memperbesar skala bisnis dengan membeli delapan printer tiga dimensi. Mereka juga membuat Instagram dan menjual produk tersebut secara online di bawah bendera perusahaan, Fidget360.

Selama empat bulan lamanya, dua anak berusia 17 tahun ini bekerja hingga tengah malam untuk memproduksi masal mainan fidget spinner karyanya.

"Kami tidak jalan-jalan, kami tidak punya kehidupan sosial, nilai di sekolah juga ambruk. Kami tidak pernah berhenti bekerja," tutur Maman.

Kerja keras mereka pun berbuah manis. Fidget360 kemudian menarik minat seorang investor bernama Gerard Adams yang juga pendiri dari situs berita Elite Daily.

Adams kemudian memberikan suntikan dana cukup besar pada mereka hingga keduanya bisa memindahkan bisnisnya dan memulai memproduksi massal fidget spinner di sebuah pabrik di Brooklyn, New York.

Maman dan Weiss di pabrik Fidget Spinner nya di New York

Hanya dalam waktu enam bulan, Maman dan Weiss mengekspansi perusahaannya hingga memiliki 30 pekerja paruh waktu yang semuanya pelajar berusia 14-18 tahun. Akun media sosialnya juga sangat populer hingga menarik 160 ribu pengikut di seluruh dunia.

Fidget360 meneken kesepakatan dengan perusahaan retail Amerika Serikat Walmart untuk menjual 300 ribu fidget spinner ke seluruh penjuru negeri. Mereka berhasil mendapat pendapatan miliaran rupiah sebelum lulus dari bangku SMA.

Lewat kisah suksesnya, Maman dan Weiss mampu membuat produknya semakin viral di pasaran. Weiss menuturkan, keberhasilan perusahaannya kini juga didukung dari pemasaran yang besar di media sosial Instagram.

"Tanpa media sosial, saya tidak tahu bagaimana caranya kami mampu sukses," ucap Weiss.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.