Sukses

Survei: CEO Perusahaan di China Kurang Yakin Ekonomi Global

Survei juga menyebutkan, CEO perusahaan China cari peluang pasar di luar negeri, sedangkan CEO perusahaan AS dan Eropa cari pasar domestik.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar Chief Executive Officer (CEO) perusahaan di China kurang optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global ketimbang CEO perusahan di seluruh dunia. Hal itu berdasarkan studi yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa KPMG, yang dirilis Selasa 27 Juni 2017.

Dari studi itu menyebutkan, kalau hanya 54 persen CEO di perusahaan yang berbasis di China menyatakan kalau mereka yakin terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global. Sedangkan para eksekutif di perusahaan di seluruh dunia yang disurvei mencapai 69 persen yakin terhadap ekonomi global.

Para CEO itu khawatir bagaimana posisi perubahan iklim geopolitik ke depan. Lebih dari sepertiga CEO China mengatakan kalau mereka melihat bagaimana lingkungan bergeser karena globalisasi dan proteksionisme.

Lebih dari separuh para CEO juga mengatakan, kalau ketidakpastian geopolitik saat ini berdampak terhadap organisasi perusahaan daripada yang mereka lihat dalam beberapa tahun ke depan.

China merupakan negara yang mencatatkan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang sekarang melihat perubahan dramatis bagaimana pertumbuhan ekonomi berlanjut. Negara tirai bambu yang identik dengan tenaga kerja dan barang murah ini, pemerintahannya sedang mencari cara baru untuk memberi nilai tambah. Selain itu, mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mendorong inovasi, konsumsi dan sektor jasa.

Ditambah teknologi yang mengganggu sejumlah industri. Mengingat kenaikan sektor teknologi pesat di China, pihak berwenang pun membuat kebijakan dan peraturan baru.

"Proses restrukturisasi China dan konsumen yang semakin canggih mengarah pada tantangan dan peluang. CEO sekarang mesti beradaptasi dengan lingkungan baru, bekerja untuk merangkul inovasi dan gangguan (disruption)," ujar Chairman KPMG China Benny Liu, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (28/6/2017).

Oleh karena itu, perusahaan di China bergerak cepat untuk hadapi perubahan. CEO pun fokus pada inovasi yang merupakan prioritas utama di China.

Namun ada juga risiko dan tantangan dihadapi para CEO, antara lain investasi berkelanjutan di sejumlah daerah termasuk cybersecurity, infrastruktur digital dan inovasi. Ini semua bagian dari upaya lebih luas dan maju untuk mengembangkan produk dan model bisnis.

Survei itu juga menemukan, kalau lebih banyak CEO dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa kini mencari pasar domestik untuk mencari pertumbuhan. Sementara itu, CEO dari Asia mencari pasar internasional. CEO perusahaan di China pun tertarik untuk melihat pasar Australia, Jerman dan Inggris sebagai peluang pertumbuhan di luar negeri.

KPMG mensurvei 1.261 CEO global, 125 di antaranya merupakan CEO perusahaan China. Para CEO itu bekerja di sejumlah industri antara lain otomotif, bank, asuransi, manajemen investasi, energi, dan ritel, serta lainnya.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • CEO adalah jabatan tertinggi di eksekutif.

    CEO

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China