Nike Bakal Pecat 1.400 Pegawainya, Kenapa?

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan raksasa produsen produk olahraga Nike mengumumkan rencana untuk memangkas 2 persen pegawainya di seluruh dunia. Secara keseluruhan, Nike kini mempekerjakan sebanyak 70.700 orang. Apabila aturan ini diberlakukan, maka sebanyak 1.400 pegawainya akan terancam kehilangan pekerjaan.

Meski belum jelas negara mana yang akan terkena dampak dari pemutusan hubungan kerja ini, pihak Nike mengatakan kebijakan ini akan memakan waktu kurang lebih dua bulan.

Seperti dikutip dari CNNMoney, Jumat (16/6/2017), perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini memang tengah menghadapi tekanan besar dari pesaingnya seperti Adidas dan Under Armour.

Beberapa perusahaan produsen produk olahraga tersebut tengah mempercepat pengembangan produk baru, sehingga memberikan tantangan sendiri bagi Nike.

Untuk itu, CEO Nike, Mark Parker, mengungkapkan akan ada dorongan besar untuk penyesuaian secara massal, dari mulai produk baru hingga pengalaman digital yang lebih menarik dalam bisnis.

"Masa depan olahraga akan diputuskan oleh perusahaan yang terobsesi dengan kebutuhan konsumen yang terus berkembang," tutur Mark.

"Struktur baru yang akan kami berlakukan akan menyelaraskan semua tim kami ke arah tujuan utama, yaitu untuk memberikan inovasi dan kecepatan, melalui koneksi langsung," lanjutnya

Keputusan Nike untuk memangkas pegawainya ini pun langsung mendapat respons negatif dari para investor. Saham Nike langsung merosot 2 persen di bursa saham pada Kamis waktu setempat.

Saat ini, Nike lebih fokus dalam menghadirkan produk kepada konsumen dengan lebih cepat dan mengandalkan strategi penjualan langsung. Nike pun menyatakan bakal memperluas bisnisnya ke 12 kota besar di seluruh dunia, seperti New York, London, Shanghai, Tokyo, Paris, dan Mexico City.