Sukses

UNICEF: Satu dari Lima Anak di Negara Maju Masih Hidup Miskin

Amerika Serikat dan Selandia Baru didapuk menjadi negara paling buruk di dunia bagi kesejahteraan anak-anak dan remaja.

Liputan6.com, Jakarta Laporan terbaru dari organisasi PBB UNICEF mengungkap semakin banyak anak-anak di negara maju dunia yang terpaksa hidup dalam kemiskinan dan kelaparan.

Dalam laporannya, UNICEF membeberkan fakta mengejutkan yaitu satu dari lima anak-anak di negara kaya hidup dalam rantai kemiskinan. Sementara itu, satu diantara delapan anak juga disinyalir tidak mendapat gizi yang cukup.

Amerika Serikat dan Selandia Baru didapuk menjadi negara paling buruk di dunia bagi kesejahteraan anak-anak dan remaja. Sebanyak 13 persen anak-anak di negara tersebut kehilangan akses terhadap makanan yang bergizi, cukup dan aman.

"Pendapatan yang lebih tinggi tidak secara otomatis memberikan hasil yang lebih baik bagi semua anak, hal ini justru semakin memperlebar jurang ketidaksetaraan," kata Direktur UNICEF Innocenti Research Centre Sarah Cook dalam keterangannya, Senin (19/6/2017).

Lebih lanjut, Kepala Kebijakan Sosial dan Analisa Ekonomi UNICEF Jose Cuesta mengatakan, dari 41 negara maju dan kaya yang masuk dalam survei, hampir semuanya gagal melindungi kesejahteraan dari anak-anak yang ada di negaranya.

“Jika saya harus menilai semua negara maju ini, tidak satupun yang mendapat nilai A. Tentu ada beberapa indikator yang mampu dicapai dengan baik. Namun sayangnya, masih ada banyak penilaian yang belum dicapai dengan sempurna. Misalnya pengurangan kemiskinan pada anak-anak, meningkatnya ketidaksetaraan, meningkatnya obesitas dan memburuknya kesehatan mental,” ujar Cuesta.

Dari keseluruhan negara yang disurvei, sebagian negara Nordik mampu menempati peringkat atas dalam hal kesejahteraan anak-anak. Norwegia, Denmark, Swedia, Finlandia, Islandia, Jerman dan Swiss mampu menjuarai peringkat tujuh besar.

Laporan yang dikeluarkan UNICEF ini fokus terhadap 10 program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) milik PBB.

Laporan ini juga dinilai paling komprehensif untuk menilai kesejahteraan anak-anak di dunia karena menggunakan data dari 25 indikator untuk menilai kondisi anak-anak di 41 negara maju di dunia.

Simak video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.