Sukses

Wall Street Bervariasi Usai The Fed Naikkan Suku Bunga

Sektor saham teknologi kembali tertekan juga mendorong bursa saham AS atau wall street bervariasi.

Liputan6.com, New York - Saham teknologi kembali tertekan sehingga mendorong indeks saham Nasdaq ke zona merah diikuti indeks saham S&P. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street pun bervariasi.

Selain itu, investor khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi usai angka inflasi lebih rendah dan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve turut mempengaruhi wall street.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 46,09 poin atau 0,22 persen ke level 21.374,56. Indeks saham S&P 500 tergelincir 2,43 poin atau 0,10 persen ke level 2.437,92 dan indeks saham Nasdaq melemah 25,48 poin atau 0,41 persen ke level 6.194,89.

Pergerakan wall street juga dipengaruhi sentimen the Federal Reserve. Bank sentral AS tersebut kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni. Dalam pertemuan bank sentral AS itu juga menyatakan kalau pertumbuhan ekonomi dan data tenaga kerja AS akan menguat.

Namun, investor khawatir dengan pernyataan the Fed yang agresif dan mempertimbangkan menaikkan suku bunga kembali.

Selain itu, aksi jual masih terjadi di sektor saham teknologi juga menekan sektor itu. Sektor saham teknologi turun 0,5 persen. Sektor saham teknologi telah naik 18 persen pada 2017.

"Ini dimulai pada pekan lalu ketika perdagangan saham begitu padat. Kini semakin gugup di pasar saham, dan terjadi aksi jual," ujar William Delwiche, Investment Strategist Robert W.Baird and Co, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/6/2017).

Data ekonomi juga menunjukkan kalau harga konsumen secara tak terduga turun pada Mei, dan penjualan ritel cetak penurunan terbesar dalam 16 bulan.

"Saham teknologi yang melemah juga didorong pertumbuhan ekonomi melambat atau komponen software dan peralatan lainnya juga turun. Aksi jual di sektor teknologi seiring kekhawatiran terhadap prediksi pertumbuhan perusahaan teknologi ke depan usai the Fed menaikkan suku bunga," kata Daniel Morgan, Portfolio Manager Synovus Trust.

Sektor keuangan yang tertekan pada tahun ini mendapatkan dampak positif dari kenaikan suku bunga bank sentral AS. Sektor keuangan naik 0,2 persen. Kemudian sektor saham energi melemah 1,8 persen didorong harga minyak tertekan.

Adapun volume perdagangan saham di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mencapai 7,1 miliar saham. Angka ini di atas rata-rata perdagangan saham sekitar 6,8 miliar saham.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.