Sukses

RI Gandeng Lithuania Kembangkan Energi Baru

Kerja sama Indonesia dan Lithuania fokus pada pengembangan biomassa yang punya peran vital dalam bauran energi Lithuania.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati kerja sama bidang Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi energi (EBTKE) dengan Lithuania. Hal ini tertuang dalam penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU).

Penandatanganan MOU dilakukan antara Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Energi Lithuania Zygimantas Vaiciunas.

Melalui penandatanganan MoU ini diharapkan investasi langsung dari Lithuania di subsektor EBTKE bisa ditingkatkan. MoU juga ditargetkan mendorong kerja sama bisnis Indonesia-Lithuania dalam bentuk proyek bersama, dialog kebijakan energi, alih teknologi, penelitian dan pengembangan hingga capacity builiding.

"Penandatanganan MoU yang disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Dalia Grybauskaite pagi tadi (kemarin) sebagai milestone penting untuk memperkuat kerja sama kedua negara," Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar,‎ di Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Arcandra menyampaikan, kerja sama ini salah satunya akan difokuskan pada pengembangan biomassa, yang memiliki peran vital dalam bauran energi Lithuania.

"Saya juga secara pribadi merasa kagum atas keberhasilan Lithuania dalam mengelola biomassa sehingga menjadi pangsa pasar yang kompetitif. Indonesia harus belajar dari mereka," ujar dia.

Lithuania memiliki sistem Biomass Exchange, dengan pasar biomassa menjadi transparan, efisien, mendorong kompetisi dan mengeliminasi perbedaan-perbedaan harga biomass. Harga rata-rata biomassa di Lithuania pada Agustus 2012 sebesar 193 euro per ton, sedangkan pada Agustus 2016 telah turun menjadi 113 euro per ton turun 40 persen.

Penurunan harga biomassa berdampak terhadap harga biaya penggunaan pemanas yang turun sebesar 28 persen. Saat ini, Lithuania memiliki teknologi biomassa yang telah dikembangkan oleh 20 perusahaan yang beroperasi di bidang industri biofuel (design, manufacturing dan ekspor barang jadi).

Arcandra menuturkan, kerja sama ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam memenuhi target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

"Saya yakin kolaborasi ini akan menginspirasi lebih banyak kegiatan inovatif di masa depan dan mendorong inovasi dan pengembangan teknologi kedua belah pihak," ujar Arcandra.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.