Sukses

Berapa Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Buat Listriki 1.808 Desa?

Khusus Papua dan Papua Barat PLN akan melistriki 365 desa dengan investasi Rp 1,86 triliun di tahun 2017.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan melistriki 1.808 desa dalam tiga tahun ke depan untuk wilayah Papua dan Papua Barat, serta Maluku dan Maluku Utara. Adanya program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik wilayah tersebut, namun akan memberikan dampak positif yakni penciptaan lapangan kerja.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan, PLN akan melistriki 1.273 desa dalam tiga tahun ke depan untuk wilayah Papua dan Papua Barat. Sementara untuk Maluku dan Maluku Utara PLN akan melistriki 535 desa.

Pemenuhan listrik ini akan menyerap 12 ribu lapangan kerja selama pembangunan atau konstruksi. Bukan hanya itu, akan ada 3.600 tenaga kerja terserap pada masa pengoperasian.

"Tenaga kerja, program tadi listrik desa akan menyerap di tahap konstruksi 12 ribu tenaga kerja KSO, akan meningkatkan tambahan pekerjaan. Ketika sudah selesai kita memerlukan 3.600 untuk pengoperasian," kata dia di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (15/5/2017).

Lebih rinci, khusus Papua dan Papua Barat PLN akan melistriki 365 desa dengan investasi Rp 1,86 triliun di tahun 2017. Kemudian, pada tahun 2018 sebanyak 372 desa dengan investasi Rp 1,85 triliun. Pada tahun 2019, PLN akan melistriki 536 desa dengan investasi Rp 2,83 triliun.

Di Maluku dan Maluku Utara Nicke mengatakan PLN akan melistriki 197 desa pada tahun 2017. Investasinya mencapai Rp 721 miliar. Pada tahun 2018 sebanyak 196 desa dengan nilai investasi Rp 907 miliar. Kemudian tahun 2019 dengan 142 desa dengan nilai investasi Rp 641 miliar.

Dia mengatakan, dana investasi ini diambil dari alokasi subsidi yang tepat sasaran. Artinya, pemerintah hanya akan memberikan subsidi pada masyarakat yang benar-benar memerlukan.

"Programnya adalah dengan subsidi tepat sasaran di mana di media hebohnya kenaikan listrik, itu subsidi tepat sasaran. Jadi masyarakat tidak berhak subsidi pendapatannya di atas 40 persen rata-rata, itu subsidinya dicabut," tandas dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.