Sukses

Bursa Asia Menguat Tersengat Sentimen Wall Street

Data ekonomi global dan pasar menunggu kepastian the Federal Reserve mempengaruhi bursa Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pergerakan bursa Asia ini mengikuti bursa saham global yang naik seiring penguatan kinerja laba dan data manufaktur.

Pada perdagangan saham, Rabu (3/5/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen di awal perdagangan. Sedangkan indeks saham Australia tergelincir 0,1 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 mendatar. Bursa saham Hong Kong dan Korea Selatan tutup karena libur nasional.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang menguat berdampak positif untuk bursa Asia. Meski pun indeks saham berjangka Nasdaq melemah didorong saham Apple.

Data ekonomi yang dirilis yaitu penjualan kendaraan baru di AS menurun pada April. Ini melanjutkan penurunan seiring kekhawatiran terhadap industri tersebut.

Pasar juga menunggu kabar dari pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve. Diperkirakan the Federal Reserve tetap pertahankan suku bunga. Pelaku pasar fokus terhadap potensi kenaikan ke depannya.

Sejak pertemuan the Federal Reserve terakhir, data ekonomi AS beragam. Ekonomi AS tumbuh 0,7 persen pada kuartal I 2017. Ini didorong belanja konsumen yang melambat. Namun ada lonjakan investasi dan pertumbuhan upah sehingga menunjukkan aktivitas ekonomi akan kembali pulih.

"Produk domestik bruto kuartal II sudah terbentuk dalam kondisi jauh lebih baik. Kami melihat ada pertumbuhan ekonomi 3 persen. Ini ada perbaikan kredit dan kinerja laba," kata Chris Craig, Kepala Riset IG, seperti dikutip dari laman Reuters.

Di pasar uang, dolar stabil terhadap yen di kisaran 111,97. Sedangkan indeks dolar AS tergelincir 0,1 persen terhadap mata uang lainnya. Euro menguat ke level US$ 1,093.

Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat (AS) naik 1 persen menjadi US$ 48,11 per barel usai turun 2,4 persen.

Adapun pertumbuhan manufaktur pada April melonjak ke level tertinggi dalam enam tahun di Jerman dan Prancis. Ini mengikuti Indonesia, Malaysia, India dan Jepang yang menunjukkan pertumbuhan manufakturnya lebih cepat pada April.

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.