Sukses

Usul Pengusaha soal Rencana Pemindahan Ibu Kota

Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai bila pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya akan terlalu jauh.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana pemindahan Ibu Kota negara dari Jakarta ke Palangkaraya. Hal ini diperintahkan mengingat kondisi DKI Jakarta yang saat ini sudah sangat padat.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang berpendapat terlalu jauh jika Ibu Kota negara harus berpindah ke Palangkaraya.

Ia menuturkan, jika sampai dipindahkan ke Palangkaraya akan menambah beban biaya dan waktu. Tentu ini akan menjadi menurunkan daya saing iklim investasi dan usaha.

Oleh karena itu, dari sisi kacamata pengusaha, jika memang keinginan Pemerintah ingin memisahkan Ibu Kota negara dengan pusat bisnis dan ekonomi maka pihaknya akan lebih setuju jika dipindahkan ke wilayah yang tidak terlalu jauh dengan ibukota lama.

"Mungkin perlu dipertimbangkan ke wilayah Jonggol Cariau,Karawang, Purwakarta atau mungkin Banten yang lahannya masih tersedia dan pengusaha dari Jakarta tidak terlalu jauh untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan Pemerintah pusat," kata Sarman kepada Liputan6.com, Sabtu (15/4/2017).

Dengan begitu, dari sisi efisiensi biaya dapat ditekan dan mengurangi biaya pelaku usaha. Namun semua kembali kepada Pemerintah untuk mengambil kebijakan yang terbaik dan bermanfaat untuk masyarakat banyak umumnya pelaku usaha khususnya.

Ia menuturkan, Kota Jakarta sudah hampir 53 tahun menjadi ibu kota negara sejak ditetapkan berdasarkan UU Nomor 10 tahun 1964.

Sudah telanjur ratusan ribuan Perusahaan besar mulai dari PMA,PMDN,BUMN dan swasta nasional berkantor pusat di Jakarta. Interaksi perusahaan ini dengan Pemerintah pusat sangat tinggi untuk mengurus berbagai perizinan dan kebijakan lainnya.

Meski begitu, Sarman mengakui saat ini DKI Jakarta memikul beban yang sangat berat dengan berbagai julukan sebagai pusat bisnis dan investasi,pusat keuangan, perdagangan dan pariwisata sekaligus pusat pemerintahan atau Ibu Kota.

Menumpuknya berbagai pusat kegiatan tersebut berdampak pada kemacetan lalu lintas yang sangat parah, arus urbanisasi yang sangat tinggi dan ketimpangan yang begitu jauh.

"Namun apakah dengan perpindahan Ibu Kota akan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi kota Jakarta," tutur Sarman.‎ (Yas)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.