Sukses

Investor Antisipasi Pertemuan Trump-Xi Jinping, Bursa Asia Turun

Sejumlah sentimen negatif dari global menekan laju bursa Asia pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia cenderung melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Tekanan bursa Asia itu seiring sinyal bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengurangi ukuran neraca keuangannya (balance sheet) pada 2017.

The Fed berencana kurangi neraca keuangan US$ 4,5 triliun usai melakukan injeksi modal besar dalam satu dekade ini. Hal ini jauh lebih awal dari yang diharapkan banyak orang. Investor juga mewaspadai jelang pertemuan presiden AS Donald Trump dan presiden China Xi Jinping untuk pertama kali.

Investor mencermati apakah Trump akan memberikan perlakuan baik untuk hubungan dagang AS-China. Ini juga dapat menekan Beijing untuk mengekangnya. Sentimen kekhawatian perang dagang ini berdampak ke bursa Asia.

Indeks saham acuan yaitu indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 1 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen. Indeks saham Selandia Baru atau NZX 50 melemah 0,1 persen.

Sentimen negatif lainnya yang pengaruhi bursa Asia yaitu pernyataan pimpinan DPR AS Paul Ryan. Ia mengatakan kemungkinan tidak ada konsensus reformasi pajak ini. Ini akan memakan waktu lebih lama untuk mencapai kesepakatan di legislatif ketimbang usulan rancangan undang-undang layanan kesehatan.

Sebelumnya antusiasme pasar meningkat dalam beberapa bulan terakhir seiring spekulasi stimulus fiskal akan dorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS.

"Pembelian aset bank sentral dan lebih murah telah menjadi faktor dukungan untuk pasar selama hampir satu dekade. Dengan menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin, dan kemudian memikirkan soal memberikan ruang untuk neraca keuangan," ujar Ekonom ANZ Felicity Emmett, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (6/4/2017).

Bursa saham AS juga melemah pada perdagangan kemarin Rabu waktu setempat. Indeks saham Dow Jones turun 0,2 persen. Indeks saham S&P tergelincir 0,31 persen dan indeks saham Nasdaq susut 0,58 persen.

Di pasar uang, indeks dolar AS berada di posisi 100,41 terhadap sejumlah mata uang. Euro berada di kisaran US$ 1,0681. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 31 sen menjadi US$ 50,84 per barel. Sedangkan harga minyak Brent susut 30 sen menjadi US$ 54,06.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.