Sukses

Investor Beralih ke Saham, Harga Emas Tergelincir

Sejumlah sentimen pengaruhi harga emas yaitu rilis data tenaga kerja sektor swasta dan hasil rapat the Federal Reserve.

Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir usai rilis data tenaga kerja sektor swasta yang lebih kuat dari yang diharapkan. Hal itu mendorong pelaku pasar mengalihkan aset investasi lebih berisiko seperti investasi saham.

Sektor swasta menambah tenaga kerja sekitar 263 ribu pada Maret. Itu berdasarkan data Automatic Data Processing Inc (ADP). Rilis data tenaga kerja ini melebihi perkiraan ekonom sekitar 170 ribu.

Harga emas turun US$ 9,9 atau 0,8 persen ke level US$ 1.248,50 per ounce. Sedangkan harga perak melemah 13 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 18,18 per ounce.

Harga logam mulia sempat melemah ke level US$ 1.247,40 usai rilis hasil pertemuan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Maret.

Hasil rapat menunjukkan kalau the Federal Reserve atau bank sentral AS akan mulai menyusutkan neraca pada 2017 sejalan dengan kebijakan moneter lebih ketat. Kenaikan suku bunga akan cenderung memperkuat dolar AS sehingga membuat harga aset dalam mata uang dolar AS lebih mahal.

Ada pun rilis data tenaga kerja turut mendukung pasar sahan. Indeks saham Nasdaq naik mencatat rekor intraday atau level tertinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat. Diikuti kenaikan indeks saham Dow Jones dan S&P.

Meski demikian, rilis data tenaga kerja oleh ADP tidak selalu berkorelasi. Pelaku pasar akan mencermati laporan data tenaga kerja sektor non pertanian. Volatilitas pasar pun relatif tenang seiring investor menunggu katalis baru untuk pergerakan harga emas.

"Menariknya sebagian besar perdagangan emas dilakukan sejumlah hedge fund kecil dan spekulan institusional," ujar Ekonom Senior Rosland Capital Jeffrey Nichols.

Secara teknikal, harga emas diperdagangkan di atas rata-rata 200 harian di kisaran US$ 1.261 per ounce. Level ini dapat menjadi momentum untuk lanjutkan kenaikan. Namun, pergerakan harga emas gagal tembus level itu menunjukkan ada tekanan dari suku bunga bank sentral AS dan dolar AS.

Pelaku pasar juga mencermati pertemuan presiden AS Donald Trump dan presiden China Xi Jinping. Sentimen itu akan mempengaruhi harga emas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.