Sukses

2 Pengembang Akan Bangun CBD di Jakarta Timur

Kawasan Pulo Gebang dan Cakung sudah ditetapkan menjadi sentra primer baru timur.

Liputan6.com, Jakarta - Dua pengembang yakni Perum Perumnas dan PT Bakrieland Development Tbk berencana mengembangkan proyek kawasan pusat bisnis atau central business distric (CBD) di Pulo Gebang, Jakarta Timur.

Lokasinya berada di seberang proyek Sentra Timur Residence yang dikembangkan secara Kerjasama Operasi (KSO) oleh kedua pengembang tersebut.

Direktur Pemasaran Perumnas, Muhammad Nawir mengungkapkan perusahaan pelat merah itu memiliki sejumlah lahan potensial di kawasan Pulo Gebang, yang berdekatan dengan Terminal Terpadu Pulo Gebang dan Kantor Walikota Jakarta Timur. Pihaknya sedang mengkaji lahan mana yang paling memungkinkan dijadikan kawasan pusat bisnis masa depan di Jakarta Timur.

Kawasan Pulo Gebang dan Cakung sudah ditetapkan Sentra Primer Baru Timur (SPBT). Jadi pusat hunian dan bisnis di Jakarta Timur akan dipusatkan di sini.

"Kami masih memiliki banyak land bank di Pulo gebang untuk dikembangkan sebagai hunian, komersial dan juga CBD. Kemungkinan untuk CBD nanti lokasinya di seberang Sentra Timur ini," kata Nawir yang ditulis Liputan6.com,Sabtu (28/1/2017).

Dia melanjutkan, Jakarta Timur jauh tertinggal dalam pengembangan kawasan pusat bisnis dibandingkan wilayah lainnya di Jakarta. Mungkin sekarang ada kawasan komersial dan perkantoran seperti di Cawang dan MT Haryono, namun lahan di sana semakin terbatas. Oleh karena itu, penetapan SPBT cukup tepat untuk memunculkan pusat pertumbuhan baru.

Penetapan SPBT didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 1629 Tahun 1986 tentang Penguasaan Perencanaan untuk Pelaksanaan Pembangunan Kawasan. SPBT meliputi area seluas 96 hektar di kawasan Cakung dan Pulo Gebang, Jakarta Timur.

Kawasan ini menjadi strategis karena berada di sisi tol JORR, dan dekat Terminal Terpadu Pulo Gebang yang segera beroperasi dalam waktu dekat ini.

Perum Perumnas dan Bakrieland menjadi penguasa mayoritas konsesi di kawasan tersebut. Keduanya bersinergi membentuk PT  Bakrie Pangripta Loka (BPL) yang mengembangkan proyek Sentra Timur Residence.

Presiden Direktur PT BPL, Dicky Setiawan membenarkan rencana kerja sama dengan Perumnas untuk pengembangan kawasan pusat bisnis di seberang proyek Sentra Timur. Ini sejalan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang memadukan hunian dan kawasan bisnis dengan fasilitas transportasi massal sebagai pendukungnya mobilitas.

“Pulo Gebang dekat dengan terminal dan stasiun kereta api. Juga sudah terintegrasi dengan jalur busway menuju seluruh wilayah Jakarta. Selain jalan tol lingkar luar yang semakin mempermudah akses menuju dan keluar wilayah ini,” kata Dicky.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tower Baru

Tower Baru

Sementara pengembangan proyek Sentra Timur Residence seluas delapan hektare yang sudah dilakukan sejak 2008, masih terus melanjutkan konsep pengembangan hunian berbasis vertikal (vertical living).

Setelah berhasil memasarkan enam tower apartemen di tahap pertama,  Perumnas dan Bakrieland di awal 2017 ini mulai mengembangkan tahap kedua dari kawasan Sentra Timur Residence, yang ditandai dengan pemancangan pondasi perdana (groundbreaking) Sapphire Tower.

Direktur Proyek Sentra Timur Residence, Windoko menyebutkan di tahap kedua seluruhnya ada lima tower yang akan dipasarkan. dengan total 2.032 unit apartemen dan kios. Sementara Sapphire Tower saja jumlahnya 607 unit, di mana 60 persen sudah terjual pasca diluncurkan pada 2016. Tower setinggi 28 lantai  itu menawarkan berbagai tipe dengan spesifikasi kualitas bangunan dan fasilitas yang lebih baik dibanding enam tower di tahap pertama.

“Sapphire Tower ini kami hadirkan dengan kualitas spesifikasi yang lebih baik dibanding tower-tower sebelumnya. Dari sisi estetika, eksterior terlihat lebih mewah, demikian juga material yang dipakai lebih tinggi standarnya,” kata Windoko.

Unit di Sapphire Tower dipasarkan di kisaran harga Rp 13 jutaan per meter persegi. Beberapa fasilitas di tahap kedua dilakukan, antara lain nantinya akan dibangun kolam renang khusus anak-anak, dan sarana outdoor fitness. Pihak PT BPL menyiapkan investasi sekitar Rp 300 miliar untuk pengembangan tower teranyar ini. Sedangkan serahterima unit ditargetkan mulai 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini