Sukses

Dorong Generasi Muda Turun Lapangan, Mentan Luncurkan 3 Alsintan

Salah satu tujuan dari pengembangan alat mesin pertanian (Alsintan) modern adalah mendorong generasi muda turun ke lapangan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan apresiasi kepada sepuluh peneliti dan perekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) yang telah berhasil meneluncurkan tiga prototipe Alat Mesin Pertanian (alsintan). Ketiga alsintan tersebut dapat dioperasikan secara bersamaan sehingga akan mempercepat waktu budidaya dan meningkatkan indeks pertanaman jagung.

"Usulkan pangkat istimewa kepada sepuluh penemu ini, peneliti dan perekayasa mesin pengolah tanah amphibi, mesin panen multikomoditas. Ada 100 juta untuk sepuluh orang ini, dan akan mendapatkan royalti," kata Mentan pada saat melaunching tiga Alsintan tersebut di areal demonstrasi plot jagung BB-Mektan, Kamis (23/06) lalu.

Mentan menjelaskan penggunaan alsintan tersebut sangat efisien. Biaya produksi yang biasanya mencapai 3 juta per hektar dapat ditekan sekitar 65% menjadi sekitar 1 juta sampai dengan 800 ribu.

Dibandingkan tenaga manusia, penggunaan alsintan dapat menghemat tenaga kerja yang diperlukan untuk panen, mengolah tanah dan menanam sampai dengan 80% (dengan mesin 4 Hari Orang Kerja dan dengan tenaga manusia 65 Hari Orang Kerja).

"Salah satu tujuan dari pengembangan alat mesin pertanian modern adalah mendorong generasi muda turun ke lapangan, sambil menelepon pacarnya sekaligus melakukan panen, keren kan," ungkap Mentan Amran.

Tiga prototipe alsintan yang dilaunching Mentan tersebut yaitu mesin panen multi komoditas jagung dan padi dengan kemampuan 3 jam/ha; mesin olah tanah amphibi kapasitas 3.5 jam/ha yang dapat digunakan secara bersamaan setelah jagung dipanen, dan mesin penanam jagung kapasitas 8 jam/ha. Ketiga alisntan tersebut dapat dioperasikan secara bersamaan sehingga dapat mempercepat waktu budidaya dan meningkatkan Indeks Pertanaman.

Pembuatan alat panen multikomoditas ini menelan biaya bahan hingga mencapai 200 juta per unit. Mentan berharap BB-Mektan dapat memproduksi untuk pasar ekspor.

Mesin Pemanen Multikomoditas

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mesin Pemanen Multikomoditas

Mesin pemanen multikomoditas (Multicrops Combine Harvester), dapat digunakan untuk memanen jagung atau padi, sekaligus memasukkan hasil panen ke dalam karung dalam satu operasi. Mesin ini menggunakan roda krepyak (crawler) dari karet, yang dapat digunakan untuk lahan agak basah maupun lahan kering, digerakkan oleh motor diesel 41 PK, dilengkapi dengan rangkaian pisau potong dan perontok yang dapat disetel untuk merontokkan jagung atau padi.

Mesin pengolah tanah amphibi, menggunakan bajak rotari dengan roda krepyak (crawler) dari karet, dapat digunakan untuk lahan tergenang/lahan kering dalam sekali olah sehingga menghemat waktu, bahan bakar dan tenaga kerja. Fungsinya untuk mengolah tanah dan sekaligus mencacah sisa jerami padi/ jagung dan gulma serta mencampur dengan tanah, sehingga akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Menggunakan motor diesel 60 PK, bajak rotari dan pisau pencacah biomassa untuk pengolahan tanah yang sekaligus mencacah jerami dan sisa tanaman. Dilengkapi penyemprot dekomposer guna mempercepat proses dekomposisi biomassa.

Mesin penanam biji-bijian, ditarik traktor roda 2 yang dapat digunakan untuk menanam jagung atau kedelai pada lahan kering dengan jumlah baris tanaman 2 baris untuk jagung dan 3 baris untuk kedelai. Mesin ini dirancang untuk mampu digunakan pada tanah yang bergelombang (tidak rata). Kapasitas mesin ini adalah 8 jam/ha.

Mentan menekankan pentingnya mekanisasi pertanian karena dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi sumberdaya pertanian seperti lahan, air, tenaga kerja dan biaya. Selain itu, mekaniasi dapat mempercepat waktu budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian yang berdampak pada peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

Penerapan mekanisasi sangat diperlukan karena makin terbatasnya tenaga kerja pertanian dan buruh tani serta tingginya ongkos tenaga kerja pertanian. Berkurangnya buruh tani mencapai 270 ribu orang per tahun.

Kementerian Pertanian saat ini sedang mengembangkan pertanian modern melalui program bantuan alsintan secara massal. Rencananya, tidak kurang dari 80.000 unit alsintan akan diberikan kepada kelompok tani seluruh provinsi di Indonesia.

Ketiga prototipe alsintan ini khusus dirancang untuk mendukung program bantuan alsintan Kementerian Pertanian. Beberapa perusahaan industri alsintan dalam negeri sudah menyatakan minatnya untuk pabrikasi dan penggandaan melalui kerjasama lisensi. Saat ini sudah ada 12 perusahaan alsintan yang melisensi alsintan hasil inovasi Balitbangtan. Tahun 2015, 1.000 unit mesin tanam padi Jarwo Transplanter telah diproduksi dan akan diproduksi sebanyak 3.000 unit lagi di tahun 2016.

(Adv)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.