Sukses

KEIN Ingin RI Tak Ekspor Produk Mentah

Salah satu sumber daya alam yang tumbuh subur di Indone‎sia yaitu kelapa sawit.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) tengah menyusun peta jalan (roadmap) industrialisasi ‎bidang pertanian, kehutanan, maritim dan perikanan tahun 2045. Salah satu tujuan dari penyusunan roadmap ini yaitu untuk memperkuat industri pertanian di dalam negeri.

Anggota KEIN Benny Pasaribu mengatakan, selama ini Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Namun sayangnya SDA tersebut belum secara optimal mendorong tumbuhnya sektor industri di dalam negeri.

"Pada dasarnya pilihan kita jatuh pada industrialisasi prioritas pada pengolahan bahan baku yang tersedia di dalam negeri. Di mulai dari yang 100 persen tersedia, kemudian ke 75 persen, 50 persen dan seterusnya. Sayang jika bahan baku itu diekspor begitu saja, harus kita industrialisasi, value added-nya kita tekankan," ujar dia‎ dalam Focus Group Dis‎cussion (FGD) Road Map Industrialisasi Bidang Pertanian, Kehutanan, Maritim dan Perikanan Tahun 2045 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Salah satu SDA yang tumbuh subur di Indone‎sia yaitu kelapa sawit. Setiap tahunnya, Indonesia mampu memproduksi sekitar 26 juta ton minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Namun selama ini sebagian besar masih diekspor tanpa diolah menjadi produk jadi.

"Di pertanian, nanti kita cari industri mana yang memang bisa suplai bahan baku. Sebagai contoh, sawit itu CPO-nya mencapai 26 juta ton, tapi langsung diekspor‎, seharusnya kita olah lagi. Kurang lebih 160-an jenis derivatif bisa lewat industri hilirisasi lagi," kata dia.

Jika SDA ini bisa diolah di dalam negeri, lanjut Benny, maka Indonesia akan kuat bukan hanya dalam bidang pangan, tetapi juga di bidang-bidang seperti energi.

"Dari pertanian saja, bisa menghasilkan industri makanan, pakan ternak, juga biofuel (energi baru terbarukan), agrochemical. Akhirnya kita punya industri makan yang kuat, industri pakan ternak yang kuat, biofuel yang kuat. Kita bicara 2045 semua harus sustainable. Yang memang masih harus diimpor ya diimpor, tetapi industri yang ini harus diperkuat," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.