Sukses

Semen Indonesia dan Pertamina Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Industri semen merupakan industri yang padat energi, hampir 55 persen biaya operasional perusahaan untuk mencukupi kebutuhan energi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Dalam kerja sama ini kedua perusahaan akan mengembangkan teknologi energi baru terbarukan yang hasilnya akan dimanfaatkan oleh menunjang produksi Semen Indonesia. 

Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengatakan, pabrik semen mengkonsumsi energi yang besar. Dengan kerja sama ini kebutuhan energi yang besar tersebut diharapkan bisa terpenuhi oleh oleh Pertamina sehingga produksi perseroan tidak tersendat karena pasokan energi terputus. 

"Operasional kami butuh konsumsi energi yang besar. Jadi harus ada penyediaan energi di seluruh Indonesia," kata dia, usai menandatangani kesepakatan di Kementerian Badan Usaha Milik Negara,Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Dia mengatakan, kesepakatan ini juga mencakup pemenuhan infrastruktur energi sejalan dengan ekspansi pabrik semen. "Ke depan karena berkembang pelanggan dan pabrik baru, yang di sana infrastruktur energi belum siap kita akan bersama-sama Pertamina menyelesaikan itu," tambah dia.

Suparni mengatakan, energi yang akan digunakan adalah energi energi baru terbarukan. Hal ini sejalan dengan rencana dari Pertamina untuk terus mengembangkan energi baru terbarukan untuk menggantikan energi fosil. 

Dalam kerja sama ini, baik Semen Indonesia maupun Pertamina akan bekerja sama mengembangkan potensi energi baru terbarukan yang ada dan kemudian energi tersebut akan diserap oleh Semen Indonesia.

Selain itu, kerja sama ini juga menyangkut hal yang lain. Dalam kerja sama ini juga menyangkut hasil produk lain dari Pertamina seperti pelumas yang akan digunakan untuk mesin-mesin milik Semen Indonesia. 

"Apakah penyediaan BBM, pelumas, kemudian juga pengembangan energi baru terbarukan, geothermal untuk operasional pabrik baru itu," ujar dia.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, industri semen merupakan industri yang padat energi. Dia menuturkan, hampir 55 persen beban biaya perusahaan untuk mencukupi kebutuhan energi.

Mantan Direktur Utama Semen Indonesia itu mengatakan, dengan kerja sama ini diharapkan mampu mengurangi beban biaya. Sehingga, ke depan perusahaan BUMN mampu bersaing dengan pemain dari negara lain. "Bisa menghadapi gempuran semen asing," tandas dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.