Sukses

Pemerintah Siapkan Kebijakan Buat Redam Gerak Liar Rupiah

Kurs rupiah mengalami tekanan hebat selama sepekan terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) semakin perkasa menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16-17 Desember 2015. Alhasil kurs rupiah terpuruk ke posisi Rp 14.105.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan kurs rupiah mengalami tekanan hebat selama sepekan terakhir akibat rencana eksekusi kenaikan suku bunga The Fed yang akan diputuskan pada 16-17 Desember ini.

"Rupiah melemah karena ada kenaikan bunga kebijakan The Fed di AS. Lalu biasalah orang berspekulasi, jadi (pelemahan) masih bisa terjadi karena The Fed akan rapat," ucap Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (14/12/2015).   


Merespons kondisi tersebut, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) siap meluncurkan kebijakan untuk meredam volatilitas kurs rupiah. "Kita akan siapkan kebijakan untuk menjawab (pelemahan), tapi mungkin 1 atau 2 hari-lah," ujarnya.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (14/12/2015), pukul 09.50 WIB, rupiah berada di level 14.055 per dolar AS. Level tersebut melemah jika dibandingkan dengan awal pembukaan yang ada di angka 14.019 per dolar AS dan juga jika dibandingkan dengan penutupan pada pekan lalu yang ada di level 13.992 per dolar AS.

Sejak awal perdagangan rupiah diperdagangkan di kisaran 14.019 per dolar AS hingga 14.110 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah melemah 13,54 persen. (Fik/Nrm)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Rupiah Indonesia adalah mata uang resmi yang berlaku di Indonesia.

    rupiah

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed