Sukses

Wall Street Turun Tipis Sambut Awal Pekan

Pelaku pasar mengantisipasi rilis data tenaga kerja AS pada pekan ini sehingga pengaruhi laju bursa saham AS.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung melemah tipis pada perdagangan saham awal pekan ini. Pelaku pasar wait and see rilis data tenaga kerja AS pada pekan ini sehingga mempengaruhi laju bursa saham AS.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham S&P 500 melemah 9,64 poin atau 0,4 persen ke level 2.080,47. Indeks saham Dow Jones melemah 78,63 poin atau 0,4 persen ke level 17.719,86. Sedangkan indeks saham Nasdaq tergelincir 18,86 poin atau 0,4 persen ke level 5.108,67.

Sepanjang November 2015, bursa saham AS cenderung menguat. Indeks saham S&P 500 naik tipis 0,1 persen. Diikuti indeks saham Dow Jones mendaki 0,3 persen dan indeks saham Nasdaq naik 1,1 persen.

Pelemahan indeks saham acuan terjadi di awal pekan ini didorong sejumlah sektor saham seperti sektor saham kesehatan dan barang konsumsi. Indeks saham S&P ritel melemah 0,6 persen. Hal itu didorong sejumlah saham seperti saham Footd Locker melemah 1,9 persen dan saham L Brands's melemah 1,3 persen.

Sedangkan saham Target merosot 1,2 persen ke level US$ 72,56. Pelemahan sektor saham itu seiring traffic website berat lantaran ada kegiatan belanja online terbesar.

Sektor saham kesehatan pun melemah 1 persen yang dipicu penurunan saham bioteknologi. Sedangkan indeks saham S&P sektor energi menguat 0,6 persen.

Pelaku pasar mengantisipasi laporan data tenaga kerja pada Jumat pekan ini. Rilis data tenaga kerja di sektor non pertanian ini dapat menjadi sinyal rencana bank sentral AS menaikkan suku bunga dalam pertemuan di pertengahan Desember 2015. Ekonom memperkirakan ada penambahan tenaga kerja sekitar 200 ribu pada November 2015.

Di tengah bank sentral AS akan menaikkan suku bunga, bank sentral Eropa diharapkan dapat melonggarkan kebijakan moneternya pada Kamis pekan ini.

"Pelaku pasar pun kini jadi meragukan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga seiring pelaku pasar juga telah mengantisipasinya," ujar John Carey, Analis Pioneer Investment Management seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (1/12/2015).

Selain itu, pelaku pasar juga akan mencari sinyal kenaikan suku bunga ketika pimpinan bank sentral AS Janet Yellen memberikan pernyataan mengenai prediksi ekonomi pada Rabu pekan ini sebelum kongres Economic Committee. Adapun data ekonomi lainnya yang keluar seperti data manufaktur dan penjualan otomotif pada November 2015. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.