Sukses

Jurus Ampuh Bersaing Sehat di Dunia Kerja

Persaingan di lingkungan kerja memang tak mudah. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan agar tetap bersaing dan bertahan.

Liputan6.com, Jakarta Persaingan di lingkungan kerja memang tak mudah. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan agar tetap bersaing dan bertahan. Jika tak mampu bersaing dan mengoptimalkan kemampuan, Anda akan tertinggal dan karier jalan di tempat. 

Menghadapi situasi tersebut, diperlukan kemampuan dan strategi positif untuk bersaing secara sehat di dunia kerja. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan agar bisa bersaing secara sehat di dunia kerja seperti yang dilansir dari laman New York Times, Senin (19/10/2015)

Kriteria yang tepat

Menurut Ita D. Azly, Work&Family Life Consultant SAUH Psychological Services, untuk bersaing di dunia kerja dibutuhkan beberapa kriteria. Pertama, dibutuhkan self awareness untuk menyadari apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri.

Pekerja memiliki keyakinan diri bahwa ia memiliki modal untuk menunjukkan pada lingkungan bahwa ia mampu dan bisa bersaing dengan segala kemampuan yang dimiliki. Kedua, self empowerment atau kemampuan untuk memberdayakan diri dengan segala bakat yang dimiliki.

Ketiga, setelah pekerja terus berupaya memaksimalkan atau mengaktualisasikan potensi diri, maka yang keempat ia dapat membangun kemampuan untuk manajemen diri atau self management. Kemampuan ini diperlukan agar ia mampu mengelola antara personal dan pekerjaan sehingga dapat bersikap profesional. 

Kelima, self relationship agar dapat terus mengenali dan mencari tahu bakat dan kemampuan untuk dikembangkan. Selain poin di atas, jika ingin bersaing secara sehat diperlukan kemauan kuat untuk belajar, membuka wawasan, mengeksplorasi dan mengembangkan diri.

Keinginan untuk senantiasa belajar dari orang lain atau dari lingkungan kerja merupakan modal yang baik untuk bersaing dalam dunia kerja. Semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, maka individu akan semakin siap untuk bersaing di dunia kerja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tujuan yang jelas

Tujuan yang jelas

Salah satu yang mendukung kemampuan untuk bersaing secara sehat adalah target dan tujuan yang jelas untuk dicapai. Tiap divisi dapat menetapkan target sehingga tiap individu dalam divisi itu juga boleh memiliki target pribadi. Dengan patokan yang jelas, masing-masing dapat bersaing dengan prestasi sendiri dan prestasi orang lain.

Berikutnya, sebagai pekerja tetap menjunjung tinggi visi dan misi perusahaan. Dengan demikian, usaha apapun yang dikerjakan dalam rangka bersaing dan berkompetisi setidaknya tidak menyimpang dari visi dan misi yang sudah disepakati bersama.

Kematangan emosi

Kematangan emosi dan sosial dari tiap individu yang bekerja merupakan hal yang penting. Hal ini dibutuhkan agar mereka tidak mudah tersinggung atau merasa iri hati dan cemburu dalam kegiatan kerja, tetap bersemangat untuk melaksanakan tugas di posisinya masing-masing.

Selain itu, kecerdasan intelektual tetap diperlukan agar tiap individu yang bekerja dapat mengolah informasi dengan cermat dan tidak membuat kesimpulan yang salah dalam pekerjaan. Tujuannya, agar kualitas kerja dalam persaingan kerja tetap dapat dipertanggungjawabkan.

3 dari 3 halaman

Beradaptasi dengan lingkungan

Menyesuaikan keadaan

Setelah individu memiliki kemampuan dan strategi bersaing secara sehat di dunia kerja, bukan hal yang tidak mungkin pada pelaksanaannya para pekerja dihadapkan pada lingkungan yang tidak mendukung.

Lingkungan yang tidak mendukung berarti situasi yang dapat memicu rasa ketidaknyamanan pada pekerja seperti manajemen kantor yang timpang, situasi kerja yang penuh penggosip dan ketidaktegasan peraturan perusahaan.

Jika menghadapi kondisi yang sama setiap hari pasti akan mengalami kejenuhan. Lambat laun tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemunduran kinerja dan merosotnya daya juang.

Menghadapi hal tersebut, pekerja sedapat mungkin dapat memberikan masukan kepada manajemen dari dua sisi. Sisi positif dan negatif kondisi yang ada serta usulan yang dapat dipertimbangkan pelaksanannya.

Bila Anda ada pada posisi pengambil keputusan meskipun bukan di puncak jenjang kepemimpinan, sebaiknya dapat menjadi patokan bagi unit atau divisi lain. (Vna/Ndw)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini