Sukses

PM Inggris: Bicara Indonesia, Berarti Bisnis

‎Perdana Menteri Inggris David Cameron menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta -Perdana Menteri Inggris David Cameron menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di Indonesia. Ia melihat Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki pasar besar.

"Ketika bicara soal Indonesia, saya mengartikannya sebagai bisnis. Saya di sini ingin bicara tentang kesempatan yang dapat kita raih bersama, terutama di bidang perdagangan dan investasi," kata Cameron, dalam penutupan Forum Bisnis Indonesia-Inggris, di Hotel Shangri-la, Jakarta, Selasa (28/7/2015).

"Skala dari kesempatan ini besar sekali, ada 250 juta manusia, 17 ribu pulau, populasi muda, dan pemerintahnya juga masif sekali dalam bidang infrastruktur. Potensinya sangat besar," tambah dia.

‎Forum ini dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Bappenas Andrinof Chaniago, dan Menteri ESDM Sudirman Said. Cameron membuktikan dirinya tidak main-main berbicara demikian. Ia membawa para ahli di beberapa bidang, seperti pakar pembangunan, pakar manufaktur, pakar asuransi, dan pakar pendidikan.

"Kami membawa teknologi, reputasi, inovasi, ‎dan penemuan. Salah satu yang Presiden Jokowi bakal apresiasi adalah gitar amplifier," ujar Cameron.

‎Cameron menggarisbawahi tiga bidang yang negaranya tawarkan untuk realisasi kerja sama dengan Indonesia. Pertama, bidang infrastruktur.

Ia menjelaskan Inggris telah sukses membangun Velodrome yang merupakan venue ikon dalam Olimpiade ‎London 2012 lalu.  "Dalam 3 tahun terakhir di UK, kami bangun salah satu yang sukses dalam sejarah Olimpiade yang bisa diterapkan dalam fourth coming Asian Games. Jika Anda ingin velodrome, negara mana yang mampu buat lebih baik daripada kami," tutur Cameron.

‎Cameron melanjutkan negaranya juga telah berhasil membangun terowongan sepanjang 26 mil di bawah jalan London. Proyek itu pun diakui sebagai pekerjaan konstruksi terbesar di Eropa.

"Kami menawarkan tenaga ahli, seperti insinyur, arsitek, perencanaan. Kami juga tawarkan desain. Kami menggarisbawahi semua memiliki rekor keamanan yang baik. Ini benar-benar ahli di bidang infrastruktur," imbuh Cameron.

Bidang selanjutnya adalah asuransi. Cameron menyampaikan pihaknya dapat mengembangkan pasar asuransi di Indonesia. Implikasinya adalah penambahan GDP serta pembagian risiko industri keuangan.

Bidang terakhir yang Inggris tawarkan adalah teknologi finansial. Cameron memahami Indonesia, khususnya Jakarta, merupakan salah satu pengguna media sosial terbesar di dunia. Penggunaan media sosial ini harus‎ diikuti dengan proteksi dunia maya.

"‎Kondisi itu membutuhkan perencanaan untuk mengelola potensi yang besar dan tentu saja saja butuh pengamanan di dunia maya, terutama cyber security, keamanan bertransaksi antar negara," tandas Cameron. (Alvin/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.