Sukses

Ini Proyek Panas Bumi Milik Pertamina

Hampir seluruh proyek panas bumi milik Pertamina Geothermal Energy dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menempatkan pengembangan energi panas bumi dalam salah satu prioritas perusahaan untuk mewujudkan kedaulatan energi. Dalam targetnya, hingga akhir 2019 perseroan akan menambah pasokan 505 Mega Watt (MW) listrik dari Pembangkit Listrik Panas bumi (PLTP) yang sedang dikembangkan saat ini.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini Pertamina sedang melaksanakan proyek pengembangan panas bumi meliputi, PLTP Kamojang 5 berkapasitas 1x35 MW dan PLTP Karaha berkapasitas 1x30 MW di Jawa Barat. Selain itu, perseroan juga sedang mengembangkan proyek PLTP Ulubelu 3 dan 4 berkapasitas 2x55 MW di Lampung dan PLTP Lumut Balai 1 dan 2 berkapasitas 2x55 MW di Sumatera Selatan.

Di luar itu, Pertamina juga sedang membangun proyek PLTP Lahendong 5 dan 6 dengan kapasitas 2x20 MW dan pembangkit skala kecil Lahendong berkapasitas 2x5 MW di Sulawesi Utara, Pertamina juga membangun PLTP Sibayak berkapasitas 1x5 MW di Sumatera Utara, PLTP Hululais 1 dan 2 berkapasitas 2x55 MW di Bengkulu dan PLTP Sungai Penuh 1 berkapasitas 1x55 MW di Jambi.

"Keseluruhan proyek tersebut memiliki total kapasitas pembangkit 505 MW dan investasi sekitar US$2,5 miliar," kata Dwi, saat meresmikan PLTP Kamojang Unit 5, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/7/2015).

Menurutnya, proyek-proyek tersebut akan mulai beroperasi komersial secara bertahap mulai 2015 hingga 2019. Dengan tuntasnya proyek-proyek tersebut, Pertamina akan memiliki kapasitas PLTP sebesar 907 MW pada tahun 2019 yang dapat menghemat penggunaan BBM sekitar 43 ribu barel setara minyak per hari.

Sebagai wujud komitmen Pertamina terhadap optimalisasi produk lokal dan memperkuat sinergi di antara perusahaan milik negara, hampir seluruh proyek panas bumi yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina, dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri.

"Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sekitar 7 ribu orang. Itu selama proyek berlangsung," pungkas Dwi. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini