Sukses

2 Kelemahan yang Hambat Karir Pekerja RI

Terdapat dua kelemahan yang masih menjadi kendala bagi perkembangan tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan mencari pekerjaan saat ini tampak semakin ketat, terutama bagi para lulusan baru. CEO Karir.com Dino Martin menjelaskan, terdapat dua kelemahan yang sering ditunjukkan para tenaga kerja asal Indonesia.

"Soft skills. Kemampuan yang tidak dipelajari di sekolah secara formal seperti kepemimpinan, keahlian bernegosiasi, berkomunikasi, negosiasi presentasi dan mempengaruhi orang lain. Itu yang saya lihat masih kurang dari tenaga kerja Indonesia," terang Dino di sela acara Karir.com Expo di Jakarta, seperti ditulis Kamis (28/5/2015).

Dino menjelaskan, hard skills adalah sesuatu yang bisa dipelajari siapa saja. Sebagian besar lembaga pendidikan hanya fokus pada pengembangan hard skill saja dan jarang menyentuh soft skill.

"Seperti misalnya ada satu universitas yang mampu mencetak lulusan IT yang sangat handal. Tapi saat bekerja, kebanyakan perusahaan mengeluhkan satu hal yang sama, mayoritas lulusan hebat tersebut tidak bisa berkomunikasi dengan baik, hanya jago bekerja," kisahnya.

Padahal menurut Dino, soft skill adalah keahlian yang harus dibekali sebelum para kandidat memasuki dunia kerja. Dino mengakui, hal tersebut memang tidak mudah. Kelemahan kedua yang cukup mencolok dari tenaga kerja Indonesia adalah rendahnya pembelajaran ilmu yang aplikatif.

"Ilmu yang diajarkan di kampur saat ini kebanyakan kurang aplikatif, kurang banyak mengajarkan case study. Hingga saat masuk ke dunia kerja, banyak ilmu yang tak bisa diterapkan," tutur Dino.

Hal ini tak hanya berdampak pada pegawai tapi juga bagi perusahaan. Ketidaksiapan para pencari kerja membuat penyerapan tenaga kerja terhambat, dan memperlambat perkembangan perusahaan.

"Makanya saya bilang, pekerjaan rumah Indonesia yaitu sumber daya manusia. Bayangkan kalau penyerapan tenaga kerja efektif, ekonomi kita juga bisa tumbuh lebih cepat," tandasnya. (Sis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini