Sukses

Tak Hanya RI, Negara-negara Ini Jadi Korban Beras Plastik

Sejumlah perusahaan China diduga memproduksi beras palsu dengan mencampurkannya dalam plastik.

Liputan6.com, Shanghai - Belakangan ini, masyarakat Indonesia dibuat gundah dengan temuan beras plastik di pasaran yang membahayakan kesehatan.

Ternyata, keberadaan beras plastik yang dijual China ini tak hanya masuk ke Indonesia. Negara lain di kawasan Asia ikut menjadi sasaran pasar beras plastik seperti India dan Vietnam.

Melansir laman Shanghaiist, Jumat (22/5/2015), sejumlah perusahaan China diduga memproduksi beras palsu dengan mencampurkannya dalam plastik. Beras plastik itu secara besar-besaran dijual di pasar China.

Sejauh ini, beras plastik yang dijual di Taiyuan, Shaanxi dibuat dari campuran kentang, kentang manis dan bahan plastik.

Sementara hasil uji lab beras palsu yang beredar di kota Bekasi menunjukkan beras tersebut mengandung tiga bahan kimia berbahaya.

Hasilnya ada suspect, kandungan yang biasa digunakan untuk membuat bahan plastik menjadi pembuat beras plastik. Senyawa plasticizer penyusun plastik yang ditemukan dalam beras tersebut atara lain benzyl butyl phthalate (BBP), bisphthalate atau DEHP, dan diisononyl phthalate (DIN). Senyawa plasticizer itu biasa digunakan untuk melenturkan kabel atau pipa plastik.

Sejauh ini, pemerintah China telah melarang warganya mengkonsumsi beras plastik yang sudah pasti berbahaya untuk kesehatan manusia. Tapi para pedagang masih menjual beras tersebut dalam jumlah besar karena dianggap sangat menguntungkan.

China memang memiliki sejarah pembuatan bahan pangan palsu. Pada 2010, perusahaan di Xi'an, Shaanxi membuat versi palsu beras Wuchang yang sangat mahal dengan mencampurkan beras biasa ke dalamnya. Pada 2008, skandal penipuan susu merebak di China.

Sejumlah perusahaan mencampur susu formula dengan melamin dan menyebabkan 6 balita meninggal dunia dan berdampak pada 300 ribu penduduk lain.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini