Sukses

Jadi Kandidat Menteri BUMN, Jonan & Rini Punya Kelemahan

Untuk menduduki Menteri BUMN, sebaiknya memang diisi oleh profesional alias orang yang saat ini menjadi petinggi di kalangan korporasi.

Liputan6.com, Jakarta - Susunan kabinet pemerintahan Joko Widodo hingga saat ini belum juga diumumkan. Namun beberapa nama sudah santer terdengar akan membantu Jokowi-Jusuf Kalla di pemerintahan selama lima tahun ke depan.

Untuk mengisi kursi Menteri Badan usaha Milik Negara ((BUMN) menggantikan Dahlan Iskan, ada dua nama yang terdengar. Kedua nama tersebut adalah Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignatius Jonan dan Ketua Tim Transisi Rini Soemarno. Lalu siapa yang dipandang pantas menjadi orang nomor 1 di Kementerian BUMN?

Ketua BUMN Watch, Naldy Nazar menjelaskan, untuk menduduki posisi Menteri BUMN, sebaiknya memang diisi oleh profesional alias orang yang saat ini menjadi petinggi di kalangan korporasi. Namun selain itu, orang yang akan menduduki posisi Menteri BUMN juga harus mengerti bisnis yang dijalankan oleh seluruh perusahaan yang tergabung di BUMN.

"Kalau Pak Jonan memang bagus, tapi sayangnya dia belum mengetahui seluruh seluk beluk BUMN, dia selama ini kan masih terlalu konsen di Perkeretaapian," kata Naldy saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (21/10/2014).

Sementara, nama Rini Soemarno menurut Naldy adalah sosok yang kurang tepat untuk menjadi orang nomor satu di Kementerian BUMN.

Secara spesifik, Naldy melihat Rini adalah orang pemerintahan lama yang menurutnya tidak ada prestasi yang menonjol selama menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri masa Presiden Megawati.

"Saya pikir Bu Rini itu tidak cocok, beliau lebih cocok jadi seorang manajer, tapi Menteri BUMN itu adalah sosok yang berjiwa enterpreneur, tau bagaimana berkorporasi," tegas dia.

Lebih lanjut menurut Naldy, ekspektasi masyarakat terhadap era Presiden Jokowi sangat tinggi. Untuk itu pemilihan kandidat menteri merupakan satu hal yang harus benar-benar diperhatikan.

"‎Pak Jokowi itu kan menyuarakan era pembangunan yang baru, kalau ujung-ujungnya muncul nama orang-orang lama, yang tidak jelas rekam jejaknya ya sama saja," pungkas Naldy. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini