Sukses

Tugas Berat Jokowi, Kirim Generasi Muda RI Sekolah di Luar Negeri

Jokowi diharap dapat mulai mengerem laju pertambahan jumlah penduduk apapun alasannya meski basis penduduknya saat ini baru 250 juta jiwa.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut masih banyak meninggalkan pekerjaan rumah bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Selain persoalan infrastruktur, tugas berat yang sudah menanti mantan Walikota Solo itu antara lain soal beasiswa ke luar negeri dan keluarga berencana.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, A Tony Prasetiantono berharap, Presiden Jokowi dapat mendorong anak-anak Indonesia mengecap pendidikan di luar negeri. Sebab, dari catatannya, Indonesia termasuk negara yang kurang mensponsori generasi muda sekolah di negara lain.

"Indonesia tidak terlalu banyak mengirim anak-anak sekolah ke luar negeri hanya sekira 34 ribu anak," ungkap dia di Jakarta, seperti ditulis Kamis (18/9/2014).

Menurutnya, dengan angka itu, Indonesia hanya masuk di peringkat ketiga di ASEAN. Sementara posisi kedua diduduki Vietnam dengan jumlah 47 ribu anak sekolah di luar negeri dan Malaysia sebagai juara di kawasan regional dengan mengirim 53 ribu anak.

"Sedih ya, kalah sama Vietnam. Bagi saya tidak masuk akal karena Vietnam baru saja perang lawan Amerika Serikat (AS) kok sekarang anak mudanya punya antusias tinggi sekolah di luar negeri," ucapnya.

Sementara di lingkup global, kata Tony, negara paling banyak mengirim generasi mudanya bersekolah di luar negeri adalah China. Dengan basis penduduk 1,3 miliar jiwa, anak muda yang berbahagia bisa menikmati pendidikan di luar negeri sebanyak 560 ribu orang.

PR lain Jokowi, disebutkannya, menyangkut program keluarga berencana (KB). Paska reformasi, sambung dia, KB menjadi sesuatu yang kurang mendapat perhatian lantaran anggaran BKKBN terlampau kecil. Anggarannya sekira Rp 2 triliun.

Padahal Tony bilang, upaya ini sangat penting untuk mendorong kondisi yang lebih baik. Dalam hal ini, Indonesia bisa mencontoh program KB di China.

"Di China, program family planning-nya digenjot habis-habisan di mana setiap pasangan suami istri hanya boleh punya anak satu. Nah Sutradara terkenal Zhang Yimau didenda Rp 1,7 miliar karena punya anak tiga. Beda dengan India yang bebas mau punya anak berapa tiba-tiba penduduknya sudah 1,2 miliar jiwa," terang dia.

Tony berharap, pemerintah Jokowi dapat mulai mengerem laju pertambahan jumlah penduduk apapun alasannya meski basis penduduknya saat ini baru 250 juta jiwa. "Ini dilakukan supaya hilirnya lebih baik, jadi hulunya dikontrol," pungkas dia. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Presiden Jokowi hibur anak-anak dengan atraksi sulap di peringatan Hari Anak Nasional, di Pekanbaru, Riau.
    Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

    Jokowi

Video Terkini