Sukses

Ratusan Kru Malaysia Airlines Kompak Resign Usai Tragedi Maut

Hingga Juli 2014, tercatat hampir 200 kru kabin Malaysia Airines mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Hingga Juli 2014, tercatat hampir 200 kru kabin Malaysia Airines mengundurkan diri dari pekerjaannya. Sebagian besar karyawan mengundurkan diri usai dua tragedi maut yang masing-masing menimpa penerbangan MH370 dan MH17 pada Maret dan Juli tahun ini.

Mengutip laman The Telegraph, Kamis (28/8/2014), Malaysia Airlines mengumumkan, usia insiden MH17, terdapat peningkatan jumlah pengunduran diri karyawan perusahaan. Tapi kini jumlah pengunduran diri karyawan MAS tercatat kembali wajar dann tidak berlebihan seperti sebelumnya.

"Banyak yang mengatakan `kepentingan keluarga` sebagai alasan penguduran dirinya menyusul tragedi maut MH17 dan MH370," terangnya.

Sementara itu, juru bicara MAS menolak mengomentari kelangkaan kru yang kini dialami perusahaan penerbangan asal Malaysia tersebut. Sebaliknya, perusahaan terus berusaha memberi dukungan pada para karyawan melalui serangkaian konsultasi dan menggelar sesi berdoa bersama khusus bagi para pegawai.

"Beberapa kru merasa takut untuk terbang. Tak banyak yang bisa kami lakukan untuk meredakannya. Mereka terus memperkuat rasa takutnya, dan kami sangat berharap itu dapat segera berakhir," ungkap Sekretaris Jenderal Malaysia Airline System Employees Union, Abdul Malek.

Hingga saat ini pihak perusahaan juga enggan mengomentari laporan yang mengatakan perusahaan akan memberhentikan sekitar 6.000 karyawan guna menutupi kerugiaan maskapai.

Konsuktan penerbangan kawasan Asia Pasifik Jeremy William mengatakan, restrukturisasi kemungkinan besar akan segera dilakukan. Pasalnya sebelum tragedi maut menimpa MAS, perusahaan tersebut memang telah menanggung kerugian akibat persaingan bisnis penerbangan murah di kawasan Asia.

"Situasinya kini mengharuskan MAS melakukan perubahan untuk bertahan. Mereka sudah memangkas biaya tiket setelah MH370 dan memberikan tambahan komisi pada sejumlah agen perjalanan di Australia," terangnya.

Sementara itu Reuters mengabarkan, para kru sebenarnya juga mengeluhkan sulitnya mengembangkan karir melalui perusahaan penerbangan tersebut. Biasanya seorang karyawan diberikan kontrak kerja sementara selama lima tahun.

Tapi setelah kontraknya habis, para pegawai kembali menerima kontrak lanjutan untuk bekerja selama lima tahun ke depan. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini