Sukses

SBY Dinilai Tak Tegas Atur BBM Bersubsidi

Konsumsi BBM Bersubsidi oleh kendaraan pribadi mencapai 93 persen, angkutan umum hanya 3 persen dan angkutan barang tercatat 4 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat transportasi Djoko Stidjowarno menilai permasalahan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang terus membelit Indonesia merupakan kesalahan yang telah diperbuat pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Djoko mengatakan, SBY dianggap tidak tegas untuk melarang konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi. Selama ini tercatat bahwa konsumsi BBM bersubsidi oleh kendaraan pribadi paling besar.

"Ini Kesalahan pemerintah SBY, memanjakan seperti itu. BBM bersubsidi untuk kendaraan pribadi, itu kesalahan besar," kata Djoko saat berbicang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (1/8/2014).

Menurut Djoko, pengguna kendaraan pribadi khususnya roda empat merupakan masyarakat yang sudah berpenghasilan lebih, karena itu pemerintah tidak perlu lagi memberikan subsidi BBM.

"Orang kaya ngapain diberi BBM bersubsidi, akhirnya boros, di ASEAN cuma Indonesia yang di subsidi, Vietnam saja sudah tidak disubsidi," ungkapnya.

Djoko mengungkapkan, jika pemerintah ingin mendapat hasil pengurangan konsumsi BBM bersubsidi dengan signifikan, yang dilarang menggunakan BBM bersubsidi adalah mobil pribadi.

Penghematan yang signifikan tersebut diprediksi berdasarkan jumlah kendaraan pribadi.

"Justru yang besar kendaraan pribadi 93 persen,  angkutan umum cuma 3 persen, angkutan barang cuma 4 persen," pungkas Djoko. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.